FT UNS Produksi Nasal Cannula Bantu Penanganan Covid-19
Rep: Binti Sholikah/ Red: Muhammad Fakhruddin
Fakultas Teknik (FT) Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo memproduksi nasal cannula yang merupakan selang alat bantu pernapasan pada lubang hidung, untuk membantu penanganan pasien positif Covid-19 di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Moewardi. | Foto: UNS
REPUBLIKA.CO.ID,SOLO -- Fakultas Teknik (FT) Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo membantu penanganan pasien positif Covid-19 di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Moewardi dengan memproduksi nasal cannula yang merupakan selang alat bantu pernapasan pada lubang hidung.
Produksi nasal cannula yang terselenggara berkat kerja sama antara Laboratorium Getaran Program Studi (Prodi) Teknik Mesin FT UNS dengan RSUD dr Moewardi, dicetak dengan menggunakan printer 3 dimensi (3D).
Tim produksi Nasal Cannula terdiri dari para dosen FT UNS yang diketuai oleh Ubaidillah dan beranggotakan Aditya Rio Prabowo, Didik Djoko Susilo, Wibowo, serta Dharu Feby Smaradhana.
Ubaidillah mengatakan, RSUD dr Moewardi mengalami kelebihan kapasitas ruangan akibat membludaknya jumlah pasien Covid-19 yang dirawat. Akibatnya, terjadi kekurangan stok nasal cannula yang merupakan komponen High Flow Nasal Cannula (HFNC).
Selain itu, RSUD dr Moewardi sebagai mitra FT UNS juga terkendala suplai komponen nasal cannula yang terganggu dan sering terlambat, ditambah dengan tingginya penggunaan alat tersebut.
"Penanganan pasien tidak lancar karena ketersediaan alat terapi tidak sebanding dengan jumlah pasien Covid-19 yang dirawat. HFNC ini memerlukan komponen nasal cannula tipe aliran tinggi yang terpasang di hidung pasien," terang Ubaidillah, seperti tertulis dalam siaran pers, akhir pekan lalu.
Dia menambahkan, dalam penanganan pasien Covid-19, HFNC digunakan sebagai alat untuk mengirimkan oksigen tambahan atau meningkatkan aliran udara dengan laju aliran sekitar 30- 90 l/menit.
"Nasal cannula yang biasa tidak bisa digunakan untuk laju aliran 30-90 l/menit. Berdasarkan hasil simulasi aliran fluida dari HFNC pada simulasi cfd yang didesain normal, didapatkan hasil bahwa kecepatan dan tekanan di kedua outlet memiliki nilai yang berbeda," jelasnya.
Ubaidillah menerangkan, proses produksi yang dilakukan timnya dapat menjawab keterbatasan jumlah nasal cannula dengan pembuatan molding atau cetakan dari nasal cannula.
Dengan molding ini, pembuatan nasal cannula yang menggunakan teknik plastic injection molding dapat menghasilkan alat dalam jumlah banyak dengan waktu yang relatif cepat.
"Kelebihan yang diberikan oleh nasal cannula dan pembuatan molding, yaitu nasal cannula bukan hanya untuk pasien Covid-19, tetapi dapat digunakan untuk pasien yang mempunyai diagnosis penyakit paru obstruktif kronik, Restrictive Thoracic Diseases (RTD), Obesity Hypoventilation Syndrome 5, deformitas dinding dada, penyakit neuromuskular, dan Decompensated Obstructive Sleep Apnea. Selain itu, dengan adanya molding dari nasal cannula, proses produksi dari alat tersebut menjadi meningkat," pungkasnya.