Selasa 20 Jul 2021 06:29 WIB

Jerman Bantah Tuduhan Kegagalan Kesiapan Banjir

Jerman sebut sistem peringatan sudah bekerja dan dikirim ke 16 negara bagian.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Nora Azizah
Jerman sebut sistem peringatan sudah bekerja dan dikirim ke 16 negara bagian.
Foto: AP/Olivier Matthys
Jerman sebut sistem peringatan sudah bekerja dan dikirim ke 16 negara bagian.

REPUBLIKA.CO.ID, STEINBACHTAL DAM -- Para pejabat Jerman membantah anggapan berbuat terlalu sedikit untuk bersiap menghadapi banjir besar pekan lalu. Pemerintah mengatakan sistem peringatan telah bekerja, meski jumlah korban meninggal dari bencana alam terburuk di negara itu dalam hampir enam dekade naik di atas 160 jiwa.

Dilansir dari reuters, Selasa (20/7), Menteri-Presiden Bayem Horst Seehofer mengatakan sebagai tanggapan bahwa Layanan Meteorologi Nasional Jerman (DWD) mengeluarkan peringatan ke 16 negara bagian Jerman. Kemudian informasi itu disalurkan ke distrik dan komunitas yang memutuskan di tingkat lokal cara untuk merespons.

Baca Juga

"Sangat tidak terbayangkan jika bencana seperti itu dikelola secara terpusat dari satu tempat saja. Anda membutuhkan pengetahuan lokal," kata Seehofer

Seehofer menyatakan,kritik terhadap tanggap darurat adalah retorika kampanye pemilu yang murah. Kehancuran akibat banjir oleh para ahli meteorologi dikaitkan dengan dampak perubahan iklim. Kondisi ini dapat mengguncang pemilihan federal Jerman pada September, yang sampai sekarang jarang dibahas mengenai iklim.

Kepala badan manajemen bencana federal, Armin Schuster, menentang klaim bahwa lembaganya telah berbuat terlalu sedikit. Dia mengatakan badan tersebut telah mengirimkan 150 peringatan, tetapi otoritas lokallah yang memutuskan cara menanggapinya.

Layanan cuaca DWD telah memperingatkan 12 Juli  bahwa hujan lebat sedang menuju ke Jerman barat dan banjir sangat mungkin terjadi. Pada 14 Juli pagi, dikatakan di Twitter bahwa risiko banjir meningkat dan meminta penduduk untuk mencari bimbingan dari pihak berwenang setempat.

Banjir telah menghancurkan sebagian Eropa Barat sejak 14 Juli, dengan negara bagian Rhineland Palatinate di Jerman dan Rhine-Westphalia Utara, serta sebagian dari Belgia, di antara yang paling parah terkena. Jumlah korban tewas yang tinggi telah menimbulkan pertanyaan seputar mengapa begitu banyak orang terkejut dengan banjir bandang. Politisi oposisi menyatakan jumlah korban meninggal mengungkapkan kegagalan serius dalam kesiapsiagaan banjir Jerman.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement