REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah dan ulama menganjurkan masyarakat agar menggelar shalat Idul Adha di rumah. Jika tidak dilarang dikhawatirkan akan berpotensi menjadi klaster baru penyebaran virus Covid-19 di Indonesia.
Ketua DPP Partai Nasdem, Effendy Choirie, mengajak seluruh masyarakat untuk mentaati anjuran tersebut. "Kita tidak mau Idul Adha justru jadi klaster terbaru," kata Effendy dalam keterangan tertulisnya, Senin (19/7).
Pria yang akrab disapa Gus Choi itu mengatakan anjuran pemerintah dan ulama tersebut bukan tanpa dalil. Dalilnya, di dalam Islam harus lebih mencegah kerusakan ketimbang memperoleh kemaslahatan. Sementara, Covid-19 merupakan wabah yang sangat merusak.
"Saya kira dalil-dalil semua shohih," ujarnya. Ia menambahkan, shalat Idul Adha sifatnya sunnah. Sedangkan shalat yang sifatnya wajib dianjurkan dan lebih baik dilakukan di rumah saja.
Selain itu dirinya juga mengingatkan panitia kurban agar tetap menjaga protokol kesehatan (prokes) ketika melakukan pemotongan hewan kurban. Anjuran ini dilakukan karena setiap pemotongan hewan kurban, banyak warga setempat yang kerap berkerumunan hanya untuk melihat-lihat. Jadi, panitia kurban harus benar-benar ketat dalam menjalankan aturan prokes.
Begitupun pada saat pembagian daging kurban. Diharapkan, panitia langsung membagikan secara door to door agar tidak ada antrean atau kerumunan. "Bisa bahaya kalau warga berkerumun. Nanti jadi klaster kurban," tegas Gus Choi.