REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Upaya mengatasi pandemi bukan hanya soal mencegah dan mengobati, melainkan juga bagaimana mengedukasi masyarakat dan menumbuhkan kesadaran mereka untuk menerapkan protokol kesehatan, termasuk juga soal vaksinasi.
Pernyataan ini disampaikan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan saat konsolidasi dan vaksinasi massal dalam webinar yang digelar DPW Lembaga Dakwah Islam Indonesia DKI Jakarta, di Jakarta, Selasa (20/7).
"Harus ada proses edukasi, karena edukasi publik adalah bagian dari ikhtiar. Harapannya, ketika terselenggara vaksinasi warga akan datang,” tutur dia.
Anies mengatakan, program vaksinasi yang sejauh ini telah berjalan dengan baik diperlukan dua sisi yakni dari sisi keperluan pelaksanaan vaksinasi dan juga cukupnya orang yang datang untuk mendapatkan vaksin karena hanya menyediakan tenaga tidak otomatis membuat masyarakat datang.
Dia menambahkan, untuk bisa melewati masa pandemi dengan dua hal yaitu terinfeksi lalu tumbuh imunitas, dan tervaksin lalu tumbuh imunitas. "Tentunya kita lebih memilih jalur aman dengan vaksin daripada terinfeksi," tutur dia.
Dia berharap kegiatan ini dapat membantu menyadarkan pentingnya pelaksanaan vaksinasi kepada masyarakat khususnya di DKI Jakarta.
Ketua DPW Lembaga Dakwah Islam Indonesia DKI Jakarta, Teddy Suratmadji, mengatakan konsolidasi dan edukasi dari webinar ini adalah keniscayaan tindakan, untuk peningkatan kapasitas satgas Covid-19, "Pihaknya dalam hal ini, sudah memiliki tim untuk penanganan Covid-19 hingga tingkat PAC," katanya.
Dia juga menyampaikan apresiasi kepada Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan sebagai Ketua Satgas Covid-19 DKI Jakarta yang turut memberikan arahan dalam acara tersebut.
Beberapa waktu lalu, Lembaga Dakwah Islam Indonesia membantu pemerintah dengan turut menggelar vaksinasi massal Covid-19 untuk para santri, guru, warga Lembaga Dakwah Islam Indonesia dan masyarakat sekitar wilayah pondok pesantren Minhajurrosyidin, Pondok Gede, Jakarta Timur pada Juni lalu, bekerjasama dengan Dinas Kesehatan DKI Jakarta.
Ketua Fraksi PAN DPRD DKI Jakarta, Bambanb Kusumanto, mengajak masyarakat bersabar, menahan diri untuk tidak termakan berita atau informasi hoax, dan turut membantu percepatan pelaksanaan vaksinasi sesuai jadwalnya.
“Saat ini sudah digelar aturan pembatasan (PPKM), maka diupayakan masyarakat mengikuti aturan tersebut. Hal ini sebagai upaya mengurangi pertumbuhan kasus harian,” ujarnya.
Pakar Pulmonologi FKUI, Prof Wiwien Heru Wiyono, mengatakan varian delta paling banyak menyerang warga dewasa muda, dengan penularan cepat, re-infeksi, dan membuat vaksin tidak efektif.
Gejala varian delta hampir sama, banyak yang teridentifikasi untuk delta dengan sakit kepala, nyeri tenggorokan, serta influenza.
“Mutasi pada virus tersebut memang lumrah, namun semakin banyak infeksi pada suatu populasi, kemungkinan mutasi virus semakin meningkat. Hal ini yang perlu menjadi perhatian,” kata dr Wiwien.
Karena itu, para peserta diimbau untuk menerapkan 10 M yaitu memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, membatasi mobilitas, mengonsumsi makanan bergizi dan vitamin, melakukan olahraga, memperbanyak ibadah dan doa, mencari jalannya syukur (agar hati selalu gembira dan tidak stres), dan menyerahkan diri (pasrah tawakal) secara total kepada Allah.
Mengenai vaksinasi, Tim Satgas Covid-19 Lembaga Dakwah Islam DKI Jakarta, dr Hilal Nurdin, menegaskan vaksin merupakan kewajiban dan tanggung jawab setiap orang yang tidak memiliki kontradiksi.
Vaksin sebagai stimulan pembentuk antibodi sebelum terjadi infeksi alami. Selain menciptakan kekebalan individu, proses vaksin juga berperan membangun kekebalan kelompok (herd immunity), dengan target minimal 70 persen populasi tervaksinasi.