Selasa 20 Jul 2021 14:51 WIB

Masjid Tua Wapauwe Tunda Penyembelihan Hewan Qurban

Kambing pertama yang akan disembelih diarak keliling kampung.

Masjid Tua Wapauwe Tunda Penyembelihan Hewan Qurban. Sejumlah anak muda melakukan tradisi Hadrat pada Hari Raya Idul Adha 1442 Hijriyah di daerah Soa Bali Kota Ambon, Maluku, Selasa (20/7/2021). Hadrat adalah tradisi warga Muslim Maluku, yakni berpawai keliling sebelum memotong hewan kurban, namun saat pandemi pawai Hadrat dilakukan dengan skala kecil untuk menghindari penyebaran pandemi COVID-19.
Foto: ANTARA /FB Anggoro
Masjid Tua Wapauwe Tunda Penyembelihan Hewan Qurban. Sejumlah anak muda melakukan tradisi Hadrat pada Hari Raya Idul Adha 1442 Hijriyah di daerah Soa Bali Kota Ambon, Maluku, Selasa (20/7/2021). Hadrat adalah tradisi warga Muslim Maluku, yakni berpawai keliling sebelum memotong hewan kurban, namun saat pandemi pawai Hadrat dilakukan dengan skala kecil untuk menghindari penyebaran pandemi COVID-19.

REPUBLIKA.CO.ID, AMBON -- Penghulu atau pemangku adat masjid tua Wapauwe di Desa Kaitetu, Kecamatan Leihitu, Kabupaten Maluku Tengah, Maluku menunda menyembelih hewan qurban Idul Adha 1442 Hijriyah.

"Kami sudah melaksanakan sholat Idul Adha tadi pagi, tapi penyembelihan qurban baru akan dilakukan besok Rabu (21/7)," kata Penghulu Masjid Wapauwe Yusuf Yehehet, Selasa (20/7).

Baca Juga

"Tradisi berqurban pada perayaan Idul Adha masih bisa ditunda asalkan tidak lewat dari tiga hari, dan ini sudah kami praktikkan sejak Islam pertama kali masuk di desa kami," tambahnya.

Ia mengatakan tradisi menyembelih qurban Idul Adha akan dilakukan sekitar pukul 08.00 Wita. Penyembelihan akan disemarakkan dengan pawai tarian hadrat oleh pemuda dan anak-anak Kaitetu mengiring proses mengarak kambing pertama yang akan disembelih.

Pawai hadrat mengarak dua ekor kambing qurban dengan cara digendong keliling kampung sebelum diantarkan ke masjid merupakan ritual wajib setiap perayaan Idul Adha di desa itu. Hewan qurban sedekah warga Kaitetu dalam istilah setempat disebut "kambing pamali".

Sebelum diarak, dua ekor "kambing pamali" dibedaki dan didandani dengan hiasan kalung bunga plumeria atau kamboja di tanduk dan lehernya, serta selempang kain putih melingkari tubuh. Seekor kambing akan didandani di rumah Raja Kaitetu, dan seekor lainnya di didandani di rumah Soa Nukuhaly.

Dalam silsilah pemerintahan adat Negeri Kaitetu, rumah Soa Nukuhaly merupakan rumah keturunan para penasihat raja. Menurut Yusuf, ritual tradisi berqurban Idul Adha di Kaitetu cukup lama dan terkadang berakhir sekitar satu atau dua jam menjelang sholat zhuhur.

Hal ini karena arak-arakan akan berhenti di setiap jalan-jalan kampung untuk menarikan hadrat sejenak. Warga yang menyaksikan akan membagi-bagikan uang kepada anak-anak yang ikut serta dalam rombongan.

Sedikitnya ada 11 ekor kambing dan empat ekor sapi yang akan diqurbankan. Kambing akan disembelih di Masjid Wapauwe dan Masjid Hena Lua. Sedangkan sapi disembelih di halaman rumah Raja Kaitetu.

Kaitetu merupakan satu dari 11 kampung berpenduduk Muslim Sunni di Kecamatan Leihitu, Kabupaten Maluku Tengah. Masjid tua Wapauwe dibangun oleh Perdana Jamilu dan Orang Kaya Alahahulu pada 1441 Masehi. Masjid ini memiliki peranan penting dalam penentuan berbagai perayaan hari besar Islam di desa setempat, seperti penentuan Ramadhan, Idul Fitri, termasuk tradisi berkurban Idul Adha.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement