Selasa 20 Jul 2021 16:33 WIB

Kasus Harian Menurun, Benarkah Kasus Benar-Benar Turun?

Penurunan kasus harian sejalan dengan berkurangnya jumlah spesimen yang dites.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Indira Rezkisari
Kendaraan melintas dengan latar gedung bertingkat di kawasan Kemayoran, Jakarta, Selasa (20/7/2021). Setelah PPKM Darurat berlaku selama tiga hari terakhir terjadi penurunan kasus Covid-19.
Foto: ANTARA/Dhemas Reviyanto
Kendaraan melintas dengan latar gedung bertingkat di kawasan Kemayoran, Jakarta, Selasa (20/7/2021). Setelah PPKM Darurat berlaku selama tiga hari terakhir terjadi penurunan kasus Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kasus harian Covid-19 di Tanah Air terus menunjukkan tren penurunan selama tiga hari terakhir. Penurunan kasus infeksi virus di Indonesia namun harus dilihat lebih jeli.

Pakar epidemiologi dari Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Laura Navika Yamani, mengakui, kasus konfirmasi positif Covid-19 harian di Indonesia sekarang ini mulai menurun. "Tetapi itu harus dilihat apakah betul ada penurunan kasus harian yang mungkin dipengaruhi oleh kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat (yang diterapkan 3 Juli hingga 20 Juli)," katanya saat dihubungi Republika, Selasa (20/7).

Baca Juga

Kendati demikian, dia melihat ternyata tren penurunan kasus harian saat ini juga ada kaitannya dengan penurunan pengetesan. Artinya, dia melanjutkan secara grafik yang terkonfirmasi positif Covid-19 menurun, jumlah yang diperiksa juga berkurang.

Ia menambahkan, yang perlu dilihat adalah indikator positivity rate. Ia menambahkan, kalau positivity rate Covid-19 di Indonesia masih di atas 30 persen maka kapasitas pemeriksaan seharusnya jangan sampai diturunkan.

"Kalau bisa stabil di angka maksimal. Kalau kemampuan maksimal Indonesia bisa memeriksa 200 ribu spesimen per hari maka itu yang harus dijalankan setiap harinya," katanya.

Kalau yang dites sudah maksimal sekitar 200 ribu dan yang positif Covid-19 berkurang, dia melanjutkan, maka kasus harian memang menurun. Penurunan ini, Laura melanjutkan, bisa dilihat dari indikator positivity rate.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement