REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia (MUI), Buya Amirsyah Tambunan, menyampaikan, kirap Muhammadiyah selama 112 tahun telah memberikan kontribusi dalam berbagai bidang. Bangsa dan negara berhutang budi kepada persyarikatan Muhammadiyah yang tepat berusia 112 tahun pada 8 Djulhijjah 1442 Hijriyah.
Buya Amirsyah menyampaikan, kontribusi Muhamadiyah di berbagai bidang. Di antaranya, di bidang pendidikan, Muhammadiyah telah mempelopori dunia pendidikan yang memadukan pendidikan agama dengan pendidikan umum. Sebagaimana diketahui, KH Ahmad Dahlan mendirikan Muhammaduyah tahun 1912 jauh sebelum Indonesia merdeka pada tahun 1945.
"Persyarikatan Muhammadiyah telah memberikan rintisan untuk membentuk sumber daya insani yang memiliki kompetensi di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi sejalan dengan prinsip-prinsip ajaran Islam," kata Buya Amirsyah kepada Republika, Selasa (20/7).
Dia mengatakan, dalam bidang sosial, persyarikatan Muhammadiyah telah mendidirikan penolong kesengsaraan umum (PKU) dengan memahamkan Surah Al-Ma'un. Dalam konteks ini, Muhammadiyah banyak membantu pakir miskin dan anak yatim.
Dia menambahkan, Muhammadiyah di bidang kesehatan telah banyak mendirikan rumah sakit dan klinik. Tiga hal di bidang pendidikan, sosial dan kesehatan ini sebagai lahan dakwah amar ma'ruf nahi munkar di seluruh penjuru Tanah Air dari Sabang hingga Marauke. Bahkan kiprah persyarikatan Muhammadiyah telah berkembang ke berbagai negara seperti Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) di Asia Tenggara, Timur Tengah dan Eropa.
"Namun, satu hal yang belum optimal dalam pengembangan ekonomi dan kewirausahaan, Muhammadiyah sebagai ormas, telah membentuk Badan Udaha Milik Muhammadiyah (BUMM) harus lebih giat dengan menggunakan berbagai skema pembiyaan, agar dapat bersinergi dengan amal udaha bidang pendidikan, sosial dan kesehatan. Kemandirian Muhammadiyah sangat ditetukan oleh Amal Usaha Muhammadiyah (AUM)," ujarnya.
Buya Amirsyah juga mengucapkan selamat Milad ke-112 tahun persyarikatan Muhammadiyah. Bangsa dan negara berhutang budi kepada persyarikatan Muhammadiyah.