Selasa 20 Jul 2021 18:42 WIB

Ketua KPK: Esensi Idul Adha Solusi Permasalahan Korupsi

Ketua KPK berharap umat Islam di Indonesia tidak kehilangan semangat Idul Adha.

Rep: Dian Fath Risalah / Red: Bayu Hermawan
Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Firli Bahuri
Foto: ANTARA/Akbar Nugroho Gumay
Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Firli Bahuri

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Firli Bahuri, berharap agar umat Islam di Indonesia tidak kehilangan semangat Idul Adha meskipun rangkaian ibadah hingga perayaan hanya dapat dilakukan dari dalam rumah dengan cara sederhana lantaran masih dalam masa pandemi Covid-19.  Menurut Firli, tidak sedikit hikmah serta nilai-nilai kehidupan yang dapat  dipetik dari makna dan esensi Idul Adha.

"Tidak berlebihan jika kami menilai esensi, makna serta nilai-nilai kehidupan dari tauladan yang diberikan keluarga Nabi Ibrahim, adalah solusi dari permasalahan besar bangsa kita, yaitu laten korupsi serta  perilaku koruptif yang masih berurat akar di republik ini, " kata Firli dalam keterangannya, Selasa (20/7). 

Baca Juga

Menurut Firli, saat ini Indonesia butuh anak-anak bangsa yang memiliki keberanian luar biasa layaknya seorang Nabi Ismail, kerelaan dan keikhlasan sejatinya seperti Siti Hajar istri nabi Ibrahim. Serta keteguhan segenap hati serta jiwa ayah bernama Nabi Ibrahim. Sifat-sifat tersebut, kata Firli, sangat dibutuhkan dalam perang badar melawan korupsi yang telah menggurita di negeri ini. 

"Perlu diingat, bukannya menyerah atau larut dalam bisik dan bujuk rayu setan yang terkutuk, Nabi Ibrahim sekeluarga melempari penghuni kekal neraka (setan) ini dengan batu, yang kita ketahui sebagai kegiatan jumrah dalam salah satu adab pelaksanaan ibadah haji di tanah suci Makkah Al Mukaramah, " kata Firli. 

"Bercermin dari keluarga Nabi Ibrahim dan Idul Adha, Hari Kurban, hal ini seyogianya kita jadikan momentum untuk melempar jauh perilaku koruptif, menyembelih sifat serta tabiat tamak layaknya seekor binatang yang sejatinya ada namun terpendam dalam diri setiap manusia, " ujarnya.

Karena, tabiat tamak manusia pada hakikatnya adalah wujud nyata ketidakmampuan mengontrol dan mengendalikan hasrat serta hawa nafsu . Sehingga menjadi rakus layaknya seekor tikus yang tidak pernah puas, selalu merasa kurang dengan apa yang telah dimiliki. 

Firli mengatakan, fengan meneladani kisah Nabi Ibrahim AS dan Ismail AS, khususnya Baginda Rasulullah Muhammad SAW, esensi dan makna Idul Adha serta menjaga Akhlakqul Karimah Antikorupsi. 

"Mari kita rayakan Idul Adha, Hari Raya Kurban dengan sederhana, beribadah bersama keluarga dirumah saja dan tetap meriahkan lebaran dengan bersilaturahmi ke sanak famili, keluarga, teman, sahabat melalui tatap muka langsung via online, dan senantiasa berdoa memohon kehadirat Allah SWT dalam perang badar bangsa ini melawan korupsi di NKRI, " katanya.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement