REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Seorang atlet angkat besi Uganda akhirnya ditemukan setelah empat hari menghilang dari kamp pelatihan Olimpiade di Jepang. Sebelum menghilang ia meninggalkan catatan yang menyebutkan ingin mencari pekerjaan.
Hilangnya Julius Ssekitoleko terjadi bersamaan dengan meningkatnya kekhawatiran warga Jepang karena risiko virus Corona ketika ribuan orang asing tiba untuk Olimpiade.
"Hari ini, pria itu ditemukan di Prefektur Mie tanpa cedera dan tidak terlibat dalam kejahatan apa pun," kata pejabat kepolisian Osaka, dikutip dari AFP, Selasa."Dia membawa kartu identitas dan menyebutkan identitasnya sendiri. Belum diketahui pasti kepada siapa kami harus mengantarkan orang tersebut -- tim atau kedutaan."
Kejadian menghilangnya Ssekitoleko diketahui, Jumat, setelah dia tidak muncul untuk tes Covid-19 harian dan tidak berada di kamar hotelnya. Atlet berusia 20 tahun itu belum lama ini mengetahui bahwa dia tidak akan dapat bertanding di Olimpiade Tokyo yang akan dibuka Jumat, karena sistem kuota.
"Sebuah catatan yang ditemukan di kamarnya meminta barang-barangnya dikirimkan ke keluarganya di Uganda," menurut pejabat kota Izumisazo di prefektur Osaka, tempat tim angkat besi Uganda berlatih.
Polisi mengatakan Ssekitoleko telah melakukan perjalanan ke Nagoya di Jepang tengah dan kemudian ke prefektur Gifu, sebelum menuju ke selatan ke prefektur Mie."Dia ditemukan di sebuah rumah milik orang-orang yang memiliki hubungan dengan pria itu. Dia tidak memberikan perlawanan. Dia berbicara terus terang. Kami masih menanyainya tentang motifnya," kata pejabat polisi.
Ketika delegasi Uganda tiba di Jepang bulan lalu, seorang pelatih dinyatakan positif pada saat kedatangan, dengan anggota delegasi lainnya juga dinyatakan positif setelahnya. Kasus Covid-19 meningkat di Tokyo, yang berada dalam keadaan darurat, dan ada pengawasan ketat di Jepang terhadap risiko infeksi virus terkait dengan Olimpiade.
Atlet dan peserta Olimpiade lainnya harus tunduk pada aturan ketat termasuk tes Covid-19 harian dan pembatasan pergerakan mereka.