Selasa 20 Jul 2021 21:38 WIB

Hikmah Ucapan Allahu Akbar Saat Idul Adha

Hikmah Ucapan Allahu Akbar pada Idul Adha

Rep: Muhyiddin/ Red: Muhammad Hafil
Hikmah Ucapan Allahu Akbar Saat Idul Adha. Foto:  Ilustrasi: Masjid tempat ibadah umat Muslim.
Foto: Anadolu Agency
Hikmah Ucapan Allahu Akbar Saat Idul Adha. Foto: Ilustrasi: Masjid tempat ibadah umat Muslim.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Nabi Muhammad Saw menyatukan para ahli tauhid dalam ibadah shalat Hari Raya Idul Fitri maupun Idul Adha, dalam shalat  Jum’at, dan dalam shalat  berjamaah. Beliau juga menghimpun lisan mereka di atas kalimat yang sama.

Ulam asal Turki, Said Nursi dalam bukunya yang berjudul al-Lamaat menjelaskan bahwa nabi merespos seruan agung yang berasal dari Tuhan itu dengan suara-suara kalbu dan lisan yang  tak terhingga banyaknya sebagai sesuatu yang saling mendukung dan menguatkan. Sebab, semuanya memperlihatkan sebuah pengabdian yang sangat luas terhadap keagungan Tuhan.

Baca Juga

Seolah-olah seluruh bola bumi itulah yang mengucapkan zikir, yang memanjatkan doa, yang  melakukan shalat kepada Allah, serta yang melaksanakan perintah shalat yang turun dengan penuh kemuliaan dan keagungan dari atas langit yang tujuh, yaitu: “Dan dirikanlah Shalat...”  (QS. al-Baqarah [2]: 43).

Dengan adanya kesatuan tersebut, menurut Nursi, manusia sebagai makhluk yang lemah dan kecil menjadi seorang hamba yang dicintai oleh Sang Pencipta langit  dan bumi karena pengabdiannya yang agung tadi. Ia  menjadi sosok khalifah dan penguasa  bumi, pemimpin semua hewan, dan tujuan  penciptaan seluruh alam.

“Bagaimana menurutmu jika di alam nyata ini, sebagaimana di alam  gaib, suara ratusan juta  kaum mukminin bertakbir membaca  Allahu  Akbar selepas  shalat, apalagi pada shalat Hari Raya, lalu  semuanya berkumpul pada waktu yang  sama, bukankah hal itu menyerupai  suara takbir bumi dan sesuai dengan besarnya bumi yang  seolah-olah seperti manusia besar,” tulis Nursi.

Sebab, lanjutnya, dengan bersatunya takbir mereka pada satu  waktu yang bersamaan ada takbir yang sangat besar yang seolah-olah diucapkan oleh bumi. Bahkan seolah-olah bumi berguncang  dengan amat dahsyat ketika shalat Hari Raya.

“Sebab, ia bertakbir mengagungkan Allah lewat takbir seluruh dunia Islam. Dan ia juga bertasbih lewat tasbih dan zikir mereka. Maka ia berniat dari  kalbu ka’bahnya yang  suci, bertakbir mengucapkan Allahu Akbar lewat lisan Arafah dari  mulut Makkah yang mulia,” kata Nursi.

Maka, menurut dia, suara Allahu Akbar pun menggema di angkasa, menggambarkan seluruh suara kaum mukminin yang tersebar di seluruh alam. Bahkan, takbir dan zikir-zikir tersebut bergema di seantero  langit  dan semua alam Barzakh.

“Segala puji bagi Allah yang telah menjadikan bumi ini bersujud dan mengabdi kepada-Nya, lalu Dia menyiapkannya sebagai tempat  ibadah dan tempat tinggal para makhluk-Nya. Karena itu, kami bertahmid, bertasbih, dan bertakbir mengagungkan  Allah sejumlah bilangan  atom  yang  ada di bumi,” jelas Nursi.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement