REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Iran memberlakukan lockdown atau karantina wilayah di Ibu kota Teheran dan Provinsi Alborz. Keputusan ini diambil setelah kasus infeksi Covid-19 mencapai rekor tertingginya selama wabah kelima.
Stasiun televisi Iran melaporkan demi menahan penyebaran virus korona varian Delta yang lebih menular hanya bisnis-bisnis esensial yang diizinkan tetap buka. Sebagian besar kantor, bioskop dan fasilitas olahraga harus ditutup.
Iran yang menjadi pusat pandemi Covid-19 di Timur Tengah melaporkan 27.444 kasus infeksi pada Selasa (20/7). Memecahkan rekor sebelumnya pada tahun 14 April saat kasus infeksi bertambah 25.582.
Sementara kasus kematian bertambah 250 sehingga total kasus kematian akibat virus korona menjadi 87.624. Di media sosial masyarakat Iran mengatakan pemerintah gagal mengatasi pandemi Covid-19.
Program vaksinasi virus korona Iran juga berjalan lambat. Hanya 2,3 juta di negara berpopulasi 83 juta orang yang sudah menerima dua dosis vaksin Covid-19.
Sementara seperti semua permasalahan di negara itu, pemerintah Iran kembali menyalahkan sanksi-sanksi AS. Pemerintah mengatakan sanksi Washington menghambat upaya pembelian vaksin asing dan memperlambat pengiriman.