REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Indonesia membeli enam pesawat jet latih T-50 dari Korea Selatan, mengutip kantor berita Yonhap. Kontrak pembelian telah ditandatangani Industri pembuat pesawat Korea Selatan, Korea Aerospace Industries (KAI), dengan pemerintah Indonesia senilai USD240 juta.
Menurut Kantor Berita Yonhap, KAI akan mulai memasok enam pesawat T-50 itu pada 16 Desember 2021 hingga 30 Oktober 2024.
Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Udara (Kadispenau) Marsekal Pertama Indan Gilang Buldansyah menyatakan pembelian pesawat tersebut akan menambah jumlah pesawat latih T-50 yang sebelumnya sudah dimiliki dan dioperasikan di Skadron Udara 15 Wing 3 Lanud Iswahjudi, Jawa Timur.
"Ini akan menambah kekuatan Skadron Udara 15," jelas Indan Gilang kepada Anadolu Agency pada Rabu melalui pesan singkat.
Namun Indan tidak bersedia menyebutkan jumlah pesawat jet latih T-50 dan dioperasikan saat ini, termasuk detail pembelian pesawat latih ini. "Untuk informasi detail silakan tanyakan ke Kementerian Pertahanan," kata dia.
Juru Bicara Kementerian Pertahanan Indonesia Dahnil Anzar Simanjuntak tidak merespons pertanyaan Anadolu Agency mengenai pembelian ini.
KAI sebelumnya telah memasok sekitar 70 pesawat jet latih T-50 dan 84 pesawat KT-1 pesawat latih ke sejumlah negara. Negara-negara tersebut di antaranya Indonesia, Irak, Turki, Filipina, dan Peru.
T-50 Golden Eagle adalah pesawat latih (trainer) supersonik buatan Amerika-Korea. Dikembangkan oleh Korean Aerospace Industries dengan bantuan Lockheed Martin. Program pengembangan ini melahirkan A-50, atau T-50 LIFT, sebagai varian serang ringan.
Program ini pada awalnya dimaksudkan untuk mengembangkan pesawat latih (trainer) secara mandiri yang mampu mencapai kecepatan supersonik untuk melatih dan mempersiapkan pilot bagi pesawat KF-16 (F-16 versi Korea)