REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah mencatat tingkat pengangguran mengalami penurunan sebesar 0,81 persen atau berkurang 1,02 juta orang pada Februari 2021. Hal ini sejalan dari penurunan tingkat kemiskinan.
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, penurunan tingkat pengangguran terbuka ini bisa diartikan merupakan imbas dari pemulihan ekonomi. Tingkat pengangguran terbuka juga menurun juga karena terjadi penciptaan lapangan kerja baik karena kegiatan konsumsi, investasi, ekspor yang melonjak dan kegiatan dari pemerintah meningkat.
"Ini menyebabkan pengangguran terbuka kita menurun sebesar 0,81 persen dari posisi Agustus 2020 sebesar 6,26 persen atau sebanyak 8,75 juta orang," ujar Sri saat konferensi pers APBN KiTa secara virtual, Rabu (21/7).
Dari segi tingkat kemiskinan, Sri Mulyani mencatat turun 0,05 persen atau berkurang 0,01 juta orang pada Maret 2021 dibandingkan September 2021 menjadi 10,14 persen atau sebanyak 27,5 juta orang. "Dengan kemiskinan dan pengangguran yang menurun ini, sisi kesejahteraan masyarakat bisa diakselerasi," ucapnya.
Dibandingkan September 2019, tingkat kemiskinan berada level 9,22 persen. Namun setelah Indonesia dilanda pandemi, tingkat kemiskinan naik menjadi dua digit.
Meski mengalami kenaikan, tapi Sri Mulyani mengatakan saat ini tingkat kemiskinan mulai bisa ditekan ke level 10,14 persen karena adanya sejumlah program bantuan dari pemerintah. Program-program tersebut akan pemerintah lanjutkan sehingga yang bisa pulih kembali tidak hanya perekonomian tapi juga kondisi kesejahteraan masyarakat.
"Dengan perlindungan sosial tahun lalu dan tahun ini berhasil tahan kemiskinan kita," kata Sri Mulyani.