Kamis 22 Jul 2021 00:55 WIB

Jurnalis Foto Reuters Korban Taliban Dimutilasi

Mayat jurnalis foto Reuters dimutilasi saat dibawa ke Rumah Sakit Mirwais di Kandahar

Rep: Uji Sukma Medianti/ Red: Christiyaningsih
Pasukan taliban di Afghanistan.
Foto: VOA
Pasukan taliban di Afghanistan.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI — Distrik di Provinsi Kandahar diambil alih oleh Taliban pada pekan lalu sebelum pasukan Afghanistan melancarkan serangan untuk merebut kembali kendali kota. Jurnalis foto asal India yang tewas dalam bentrokan antara pasukan keamanan Afghanistan dan Taliban di Provinsi Kandahar Selatan rupanya dimutilasi.

Siddiqui Denmark, jurnalis foto India pemenang Hadiah Pulitzer untuk Reuters, dibunuh oleh Taliban dalam penyergapan di distrik Spin Boldak tersebut. Ahmad Lodin, seorang jurnalis Afghanistan dan kepala Afghan Orband Weekly mengatakan kepada India News Laundry bahwa mayat Siddiqui dimutilasi saat dibawa ke Rumah Sakit Mirwais di Kandahar.

Baca Juga

Sumber pemerintah India mengonfirmasi pada hari yang sama bahwa mayat Siddiqui telah diserahkan oleh Taliban ke ICRC (Komite Internasional Palang Merah). Lodin mengungkapkan Siddiqui telah berada di Afghanistan selama hampir sebulan dan telah tiba di Kandahar sepekan sebelum kematiannya.

Warga negara India itu bergabung dengan Sediq Karzai, seorang komando Pasukan Khusus Afghanistan, pada 16 Juli ketika Pasukan Keamanan Nasional Afghanistan (ANSF) terlibat dalam upaya untuk merebut kembali distrik Spin Boldak dari Taliban.

Menurut Lodin, baik Siddiqui dan Karzai berada di dalam mobil ketika mereka berhenti di dekat daerah perbukitan. Saat itulah mereka disergap oleh Taliban. Keduanya tewas dalam serangan Taliban.

Siddiqui telah memberi tahu kantor Reuters pada hari sebelumnya bahwa dia terluka di lengan oleh pecahan peluru saat melaporkan permusuhan antara Taliban dan pasukan Afghanistan. Reuters mengatakan kematiannya disebabkan oleh serangan Taliban saat dia berbicara dengan beberapa pemilik toko lokal.

Taliban telah membantah tudingan mereka bertanggung jawab atas kematian Siddiqui. "Pejuang kami tidak pernah memutilasi mayat. Itu bertentangan dengan aturan Islam. Dia telah bergabung dengan pasukan keamanan Administrasi Kabul dan datang ke lokasi pertempuran tanpa berkoordinasi dengan kami. Tidak ada yang tahu siapa dia", ujar pejabat Taliban Juru bicara Suhail Shaheen mengatakan kepada Sputnik, Rabu (21/7).

Jenazah fotografer itu dibawa kembali ke India pada 18 Juli dan dimakamkan di almamaternya, Universitas Jamia Milia Islamia yang berbasis di New Delhi, pada malam harinya, sesuai dengan pernyataan universitas.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement