Kamis 22 Jul 2021 05:00 WIB

WHO: Penularan Bisa Munculkan Varian Covid Lebih Berbahaya

Jika virus terus menular, potensi munculnya varian yang lebih berbahaya makin terbuka

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Christiyaningsih
Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus.
Foto: Martial Trezzini/EPA
Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus.

REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus memperingatkan tentang rantai penularan Covid-19 secara global. Menurutnya, jika tak terkendali maka potensi munculnya varian baru yang lebih berbahaya dari Delta semakin terbuka.

"Semakin banyak transmisi, semakin banyak varian yang muncul dengan potensi lebih berbahaya dari varian Delta yang menyebabkan kerusakan seperti sekarang ini. Semakin banyak varian, semakin tinggi kemungkinan salah satu dari mereka akan menghindari vaksin dan membawa kita semua kembali ke titik awal,” kata Ghebreyesus pada Rabu (21/7).

Baca Juga

Menurutnya, pandemi Covid-19 yang kini tengah berlangsung adalah ujian dan dunia sedang gagal. "Dalam waktu yang saya perlukan untuk membuat pernyataan ini, lebih dari 100 orang akan kehilangan nyawa mereka karena Covid-19," ucapnya.

Dia berpendapat alasan mengapa dunia masih tidak dapat mengatasi pandemi meskipun memiliki semua instrumen yang diperlukan adalah kurangnya komitmen politik nyata. Dalam hal ini, Ghebreysus secara khusus menyinggung negara anggota G20. Menurutnya mereka perlu menunjukkan kepemimpinan guna memastikan peningkatan dan penyebaran alat yang diperlukan untuk menyelematkan nyawa.

“Jika mereka mau, ekonomi terkemuka dunia dapat mengendalikan pandemi secara global dalam hitungan bulan dengan berbagi dosis (vaksin) melalui Covax, mendanai Akselerator ACT, dan memberi insentif kepada produsen untuk melakukan apa pun untuk meningkatkan produksi," ujar Ghebreyesus.

Bersama dengan kepala Dana Moneter Internasional, Bank Dunia, dan Organisasi Perdagangan Dunia, Ghebreyesus telah menyerukan dorongan global besar-besaran untuk memvaksinasi setidaknya 10 persen dari populasi setiap negara pada September. Ia berharap angka itu meningkat menjadi setidaknya 40 persen pada akhir tahun ini. Sedangkan pada pertengahan tahun depan bisa mencapai 70 persen.

Ghebreyesus mengungkapkan untuk mencapai tujuan tersebut, dunia membutuhkan 11 miliar dosis vaksin. Sejauh ini dunia telah mencatatkan 191 juta kasus Covid-19. Lebih dari 4,1 juta orang di seluruh dunia meninggal akibat pandemi. Sementara jumlah vaksin yang telah diberikan mencapai 3,9 miliar dosis.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement