REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Jumlah korban tewas akibat bencana banjir di Kota Zhengzhou, China bertambah menjadi 25 orang. Hingga Rabu (21/7), tujuh korban hilang masih belum ditemukan.
Sebelumnya, 12 orang tewas dan lima lainnya mengalami luka-luka saat stasiun bawah tanah di Ibu Kota Provinsi Henan itu kemasukan air bah pada Selasa (20/7). Sekitar 1,24 juta jiwa warga provinsi di wilayah tengah daratan China itu terkena dampak bencana terparah dalam satu dasawarsa terakhir.
Global Times melaporkan Stasiun Zhengzhou Timur yang biasanya dalam sehari dilalui lebih dari 600 jadwal kereta api masih lumpuh akibat air dan endapan lumpur. Beberapa penumpang yang sempat terjebak di stasiun tersebut dievakuasi ke tempat aman.
Petugas stasiun membagikan makanan dan minuman kepada beberapa penumpang yang masih tertahan di stasiun tersebut. Aliran listrik di beberapa lokasi belum menyala sehingga sistem persinyalan di beberapa stasiun tidak berfungsi.
Presiden China Xi Jinping menginstruksikan otoritas di semua tingkatan memprioritaskan keselamatan warga. Dia juga meminta semua pihak melakukan upaya pencegahan banjir dan meminimalkan korban jiwa serta kerugian harta benda.
"Tentara Pembebasan Rakyat dan Angkatan Polisi Bersenjata harus secara aktif membantu pemerintah daerah setempat dalam melakukan tindakan tanggap darurat," ujar Sekretaris Jenderal Partai Komunis China (CPC) yang juga membawahi Komisi Militer Pusat (CMC) itu.