Kamis 22 Jul 2021 02:07 WIB

Klaster Keluarga Dominasi Penyebaran Covid-19 di Belitung

Tingkat penyebaran Covid di Belitung terutama dalam lingkungan keluarga cukup tinggi

Rep: Antara/ Red: Christiyaningsih
Petugas kesehatan melakukan tes swab antigen COVID-19 terhadap penumpang kapal yang baru tiba dari Pulau Sabang di Posko Pengetatan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Mikro, Pelabuhan Penyeberangan Ulee Lheue, Banda Aceh, Aceh, Senin (12/7/2021). Operasi penyekatan yang berlangsung hingga tanggal 19 Juli 20021 di pintu masuk dan keluar pelabuhan Ulee Lheue Banda Aceh sebagai zona merah itu sebagai syarat penyeberangan sesuai aturan Pengetatan PPKM Mikro untuk mengantisipasi peningkatan kasus CID-19.
Foto: ANTARA/AMPELSA
Petugas kesehatan melakukan tes swab antigen COVID-19 terhadap penumpang kapal yang baru tiba dari Pulau Sabang di Posko Pengetatan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Mikro, Pelabuhan Penyeberangan Ulee Lheue, Banda Aceh, Aceh, Senin (12/7/2021). Operasi penyekatan yang berlangsung hingga tanggal 19 Juli 20021 di pintu masuk dan keluar pelabuhan Ulee Lheue Banda Aceh sebagai zona merah itu sebagai syarat penyeberangan sesuai aturan Pengetatan PPKM Mikro untuk mengantisipasi peningkatan kasus CID-19.

REPUBLIKA.CO.ID, BELITUNG - Dinas Kesehatan Kabupaten Belitung, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mencatat klaster keluarga masih mendominasi penyebaran Covid-19 di daerah itu. Dari hasil tracing atau penelusuran, kasus Covid-19 klaster keluarga cukup banyak ditemukan.

Keterangan ini disampaikan Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Belitung Joko Sarjono di Tanjung Pandan, Rabu (21/7). Jumlah kasus positif Covid-19 di daerah itu sejak Maret 2020 mencapai 4.045 orang, meninggal 101 orang, dan sembuh 3.233 orang.

Baca Juga

"Dari data yang ada diketahui rata-rata kasus tersebut merupakan klaster keluarga," jelasnya.

Tingkat penyebaran Covid-19 di Belitung terutama dalam lingkungan keluarga cukup tinggi dalam beberapa hari terakhir. Ia mencontohkan, jika dalam satu rumah ada salah satu anggota keluarga yang terpapar Covid-19 maka akan sangat mudah menyebar kepada anggota keluarga yang lain.

"Jadi dalam klaster keluarga ini jika ada yang terpapar satu saja maka rata-rata yang lainnya sangat mudah terpapar," ujarnya.

Maka dari itu bagi pasien positif Covid-19 yang sedang menjalani isolasi mandiri diharapkan untuk tetap disiplin selama menjalani masa penyembuhan tersebut.

"Secara teori memang kalau tidak disiplin akan mudah menularkan ke yang lain. Namun kalau secara korelasi hitungan matematisnya terjadi lonjakan kasus sekarang karena isoman tidak disiplin memang perlu diteliti lebih jauh," katanya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement