KARANGANYAR, JOGLOSEMARNEWS.COM- Bupati Karanganyar Juliyatmono angkat bicara soal polemik bantuan sosial (Bansos) tunai Rp 300.000 untuk kompensasi PKL yang bertuliskan namanya dan sang istri.
Ia menanggapi santai dan menyebut penulisan namanya dan sang istri pada amplop adalah sebuah kekeliruan yang tak disengaja. Bantuan uang sebagai kompensasi untuk meringankan beban PKL akibat pemberlakuan PPKM darurat itu kini ramai jadi sorotan.
Pemicunya, sumber dana untuk bansos itu ternyata diambil dari uang Baznas. Sementara saat dibagikan, uang dimasukkan amplop dan di dalamnya bertuliskan nama bupati dan istri.
Dugaan pembegalan label bansos itu pun ramai menuai polemik. "Soal amplop ya anggap saja keliru ya nggak papa. Wong bukan dari mana-mana, bisa diganti. Saya suruh ganti besok," ujarnya.
Bupati pun menegaskan tidak pernah memerintahkan bawahannya untuk mencantumkan nama istrinya dalam amplop bansos tunai untuk PKL tersebut. "Tidak ada (perintah). Kan dulu (tulisannya) kan juga bupati. Supaya digantilah kalau perlu bupati atau mungkin juga Baznas nggak papa karena itu bantuan yang bukan dari APBD," imbuhnya.
Yuli, sapaan akrabnya, mengaku tidak menahu terkait penulisan nama dalam amplop bansos tersebut. Pihaknya meyakini masyarakat sudah mengetahui asal bantuan tersebut.
"Mungkin kan kehabisan amplop atau apa gak tahu. (Seharusnya) Amplopnya (tulisannya) ya bupati lah, besok harus bupati," ujarnya.
Ia juga meyakini masyarakat dan PKL penerima sudah mengetahui jika sumber bansos itu dari Baznas sekalipun ada namanya. "Masyarakat sudah tahu kalau itu dari Baznas, kita kan minta (dana Baznas) itu. Bahwa kemarin saya, lho kok amplopnya (begitu), ya besok diganti lah. (Tulisannya) Dari bupati ya boleh, dari Baznas juga boleh," imbuhnya.
Yuli menyebut, pihaknya secara pribadi juga memberikan bantuan kepada masyarakat terdampak pandemi. Bantuan berbentuk beras tersebut disalurkan melalui Satpol PP.
"Dan saya juga bantu beras lima kilogram-an, yang saya titipkan ke Satpol PP. Itu (bantuan) pribadi, itupun tulisannya bupati bukan Juliyatmono. Dipakai untuk bantu-bantu, (Satpol PP) sambil menertibkan ngasih sesuatu. Apa yang bisa saya lakukan, saya lakukan," pungkasnya. Wardoyo