Kamis 22 Jul 2021 06:12 WIB

Kesga Kemenkes: Vaksinasi untuk Ibu Hamil dalam Pembahasan 

Anggota keluarga harus beri dukungan ke ibu hamil dan melindungi satu sama lain.

Rep: Haura Hafizhah/ Red: Ratna Puspita
Direktur Kesehatan Keluarga (Kesga) Kementerian Kesehatan Erna Mulati mengatakan vaksinasi Covid-19 untuk ibu hamil saat ini sedang dalam pembahasan. Di sisi lain, ia mengimbau agar para ibu hamil tetap patuh terhadap protokol kesehatan (prokes) untuk menghindari terpapar Covid-19. (Foto ilustrasi: Ruang bersalin di Puskesmas Duren Sawit, Jakarta Timur)
Foto: Antara/Fakhri Hermansyah
Direktur Kesehatan Keluarga (Kesga) Kementerian Kesehatan Erna Mulati mengatakan vaksinasi Covid-19 untuk ibu hamil saat ini sedang dalam pembahasan. Di sisi lain, ia mengimbau agar para ibu hamil tetap patuh terhadap protokol kesehatan (prokes) untuk menghindari terpapar Covid-19. (Foto ilustrasi: Ruang bersalin di Puskesmas Duren Sawit, Jakarta Timur)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Kesehatan Keluarga (Kesga) Kementerian Kesehatan Erna Mulati mengatakan vaksinasi Covid-19 untuk ibu hamil saat ini sedang dalam pembahasan. Di sisi lain, ia mengimbau agar para ibu hamil tetap patuh terhadap protokol kesehatan (prokes) untuk menghindari terpapar Covid-19. 

"Semua ibu hamil muda dan yang mendekati persalinan jangan sampai tertular Covid-19. Tetap di rumah saja dan memakai masker. Karena varian Delta ini sangat cepat dan ganas. Dalam hal ini, anggota keluarga juga harus mendukung," katanya saat dihubungi Republika, Rabu (21/7).

Baca Juga

Ia mengatakan, para pendamping atau suami yang memang bekerja di luar rumah dan berpeluang besar terpapar Covid-19 usahakan masuk ke dalam rumah dengan bersih. Salah satu caranya, mengganti pakaian atau menyediakan fasilitas kamar mandi di teras rumah.

"Sediakan tempat atau kamar mandi di mana suaminya harus mandi terlebih dahulu sebelum masuk rumah. Bajunya dimasukan ke dalam boks dan langsung direndam pakai deterjen. Jadi, masuk rumah dengan dalam keadaan bersih," kata dia.

Jika ibu hamil memiliki balita, ia mengatakan, sang anak harus juga diperhatikan. Jangan sampai balita ini terpapar virus Covid-19 dan menularkan kepada ibunya. 

Menurutnya, anggota keluarga harus bekerja sama dalam melindungi satu sama lain. "Anak-anak lebih bahaya lagi apalagi mereka kena tanpa gejala. Menjadi sumber penularan. Ini harus dicegah. Suami dan istri harus bekerja sama menjaga kesehatan anaknya. Apalagi jika sedang hamil harus super ketat prokesnya," kata dia.

Sebelumnya, Anggota Komisi IX DPR RI Kurniasih Mufidayati meminta pemerintah untuk memprioritaskan pelayanan bagi ibu hamil terutama yang terkonfirmasi positif Covid-19. Hal tersebut menyusul angka kematian ibu hamil dan bayi saat pandemi dikonfirmasi terus meningkat. 

Data POGI kemungkinan besar akan meningkat pada bulan Juni-Juli melihat banyak laporan ibu hamil meninggal karena positif Covid-19 karena tidak mendapat perawatan yang memadai karena fasyankes penuh," kata Mufida dalam keterangan, Senin (19/7).

Dia mengatakan, peningkatan itu terlihat dari Jurnal dari St George's University of London data dari 40 studi di 17 negara. Temuan jurnal ini terkonfirmasi terjadi di Indonesia. 

Mufida mengatakan, angka kematian ibu hamil di Jawa Tengah pada 2020 meningkat menjadi 530 dibanding pada 2019 sebanyak 416 kasus. Sedangkan, POGI mencatat sebanyak 536 ibu hamil dinyatakan positif Covid-19 selama setahun terakhir. 

Dari jumlah tersebut, tiga persen di antaranya dinyatakan meninggal dunia. Data itu dikumpulkan sejak April 2020 hingga April 2021. Mufida mengatakan, jika ibu hamil meninggal maka Indonesia sebenarnya telah kehilangan dua nyawa. Ketua Bidang Perempuan dan Ketahanan Keluarga PKS itu menegaskan, hal tersebut bukan sekadar deretan angka laporan kematian. 

"Perlu prioritas perawatan bagi ibu hamil yang terkonfirmasi positif Covid-19," katanya. 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement