Kamis 22 Jul 2021 18:53 WIB

Indonesia Catatkan Zona Merah Terbanyak Sepanjang Pandemi

Zona merah Covid-19 saat ini berjumlah 180 kabupaten dan kota.

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Andri Saubani
Warga mengantre untuk mengikuti vaksinasi Covid-19 di Terminal 2 Bandara Internasional Juanda di Sidoarjo, Jawa Timur, Kamis (22/7/2021). Berdasarkan data Satgas Penanganan Covid-19, Provinsi Jawa Timur mendominasi jumlah zona merah Covid-19. (ilustrasi)
Foto: Antara/Umarul Faruq
Warga mengantre untuk mengikuti vaksinasi Covid-19 di Terminal 2 Bandara Internasional Juanda di Sidoarjo, Jawa Timur, Kamis (22/7/2021). Berdasarkan data Satgas Penanganan Covid-19, Provinsi Jawa Timur mendominasi jumlah zona merah Covid-19. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru Bicara Pemerintah Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menyampaikan, jumlah kabupaten kota dengan zona risiko tinggi saat ini menjadi yang terbanyak sepanjang pandemi terjadi di Indonesia, yakni mencapai 180 kabupaten dan kota. Zona merah ini didominasi daerah dari Provinsi Jawa Timur yakni 33 kabupaten kota, Jawa Tengah 29 kabupaten kota, dan Jawa Barat 21 kabupaten kota.

“Zonasi risiko tingkat kabupaten kota saat ini menunjukkan perkembangan ke arah yang kurang baik. Saat ini kabupaten kota dengan zona risiko tinggi menjadi yang terbanyak sepanjang pandemi,” kata Wiku dalam paparannya saat konferensi pers, Kamis (22/7).

Baca Juga

Dari laporan Satgas, sebanyak 281 kabupaten kota lainnya tercatat masuk dalam zona risiko sedang atau zona oranye, 51 kabupaten kota masuk zona kuning, dan dua kabupaten kota masuk zona hijau.

Lebih lanjut, Wiku menyebut kasus positif secara nasional dalam sepekan terakhir ini tercatat mengalami penurunan. Pada 15 Juli, kasus positif sebanyak 56.757 orang dan kemudian mengalami penurunan sebesar 40 persen pada 21 Juli yang sebanyak 33.772.

Untuk kasus kesembuhan, Satgas mencatat terjadinya peningkatan yang signifikan dalam tujuh hari terakhir ini yakni mencapai lebih dari 70 persen. Sedangkan untuk kasus aktif terlihat mulai mengalami penurunan selama tiga hari terakhir ini.

“Persentase BOR harian di tingkat nasional juga konsisten mengalami penurunan selama 7 hari terakhir dari 76,26 persen menjadi 72,82 persen,” tambah Wiku.

 

Kendati demikian, Wiku menekankan sejumlah hal yang perlu menjadi perbaikan. Yakni meningkatkan angka testing yang mengalami penurunan selama empat hari terakhir serta menekan angka kematian yang melonjak tinggi dalam tujuh hari terakhir ini.

“Angka kematian yang cenderung mengalami peningkatan selama tujuh hari terakhir ini patut dijadikan refleksi kita bersama. Terlebih sudah enam hari berturut-turut kematian kita mencapai lebih dari seribu setiap harinya,” ungkap dia.

Karena itu, Wiku menegaskan agar dilakukan upaya meningkatkan jumlah testing dan menurunkan angka kematian sebelum kebijakan relaksasi pengetatan dibuka secara bertahap. Sedangkan perkembangan kasus positif, kasus aktif, dan angka BOR harian yang menunjukan penurunan serta peningkatan kasus kesembuhan harus dipertahankan.

“Dengan begitu zonasi risiko wilayah-wilayah yang saat ini berada di zona merah dapat segera membaik dan berpindah ke zona oranye dan zona kuning,” jelas dia.

Untuk diketahui, berdasarkan data Satgas per 11 Juli, sebanyak 129 kabupaten kota masuk zona merah, 294 kabupaten kota masuk zona oranye, 79 kabupaten kota masuk zona kuning, dan 12 kabupaten kota masuk zona hijau.

Sedangkan per 6 Juli 2021, tercatat terdapat 96 kabupaten kota masuk dalam zona merah, 293 kabupaten kota masuk zona oranye, 109 kabupaten kota masuk zona kuning, dan 16 kabupaten kota masuk zona hijau. Saat itu, daerah zona merah juga didominasi oleh provinsi di Jawa dan Bali.

 

photo
Poin-Poin Pelonggaran PPKM Darurat - (Infografis Republika.co.id)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement