Kamis 22 Jul 2021 19:14 WIB

Wiku: Kasus Kematian Melonjak Sepekan Terakhir

Upaya turunkan kasus positif harus dibarengi penurunan kematian.

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Indira Rezkisari
Warga berziarah kubur di pemakaman khusus COVID-19 TPU Pondok Rajeg , Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Satuan Tugas Penanganan Covid-19 menyoroti peningkatan jumlah kasus kematian selama sepekan terakhir ini.
Foto: ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya
Warga berziarah kubur di pemakaman khusus COVID-19 TPU Pondok Rajeg , Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Satuan Tugas Penanganan Covid-19 menyoroti peningkatan jumlah kasus kematian selama sepekan terakhir ini.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Satuan Tugas Penanganan Covid-19 menyoroti peningkatan jumlah kasus kematian selama sepekan terakhir ini. Juru Bicara Pemerintah Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito, mengatakan, peningkatan kasus kematian ini harus menjadi pembelajaran bersama untuk terus melakukan pencegahan dan meningkatkan kesembuhan pasien.

“Yang perlu menjadi fokus adalah kematian. Angka kematian yang cenderung mengalami peningkatan selama tujuh hari terakhir ini patut dijadikan refleksi kita bersama. Terlebih sudah enam hari berturut-turut kematian kita mencapai lebih dari seribu setiap harinya,” kata Wiku saat konferensi pers, Kamis (22/7).

Baca Juga

Ia menegaskan, kondisi ini tak lagi bisa ditoleransi. Penurunan kasus positif dan peningkatan kasus kesembuhan pun harus diikuti dengan penurunan angka kematian.

“Ini tidak bisa ditoleransi lagi karena ini bukan sekedar angka. Di dalamnya ada keluarga, kerabat, kolega, dan orang-orang tercinta yang pergi meninggalkan kita,” ucapnya.

Selain itu, Satgas juga meminta agar masalah testing juga menjadi perhatian pemerintah. Wiku meminta agar upaya testing terhadap masyarakat dan kontak erat pasien positif terus ditingkatkan.

“Jumlah orang diperiksa yang mengalami penurunan selama 4 hari terakhir perlu untuk segera dikejar untuk meningkat kembali. Karena semakin tinggi testing, semakin banyak kasus yang banyak terdeteksi dan ditangani sejak dini,” ujar Wiku.

Wiku meminta agar kedua hal ini baik peningkatan jumlah testing maupun penurunan angka kematian harus menjadi perhatian pemerintah sebelum kebijakan relaksasi PPKM Darurat dibuka secara bertahap. Dengan demikian diharapkan juga dapat memperbaiki zonasi risiko di wilayah-wilayah yang saat ini berada di zona risiko tinggi atau merah.

“Untuk itu, perlu dipastikan sebelum dilakukan pembukaan bertahap kita wajib bergotong royong dalam meningkatkan testing dan menurunkan angka kematian,” kata dia.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement