Kamis 22 Jul 2021 23:24 WIB

Warga Mengaku Sulit Akses Obat Gratis, Ini Jawaban Kemenkes

Kemenkes menyebut akses obat gratis hanya bisa lewat telemedisin

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Petugas kesehatan menunjukkan paket obat terapi untuk pasien COVID-19 yang akan dibagikan secara gratis di Indramayu, Jawa Barat, Senin (19/7/2021). Pemerintah Pusat resmi membagikan sebanyak 300 ribu paket obat terapi gratis berupa multivitamin, Azithtromycin dan Oseltamivir bagi pasien COVID-19 yang menjalani isolasi mandiri.
Foto: ANTARA/Dedhez Anggara
Petugas kesehatan menunjukkan paket obat terapi untuk pasien COVID-19 yang akan dibagikan secara gratis di Indramayu, Jawa Barat, Senin (19/7/2021). Pemerintah Pusat resmi membagikan sebanyak 300 ribu paket obat terapi gratis berupa multivitamin, Azithtromycin dan Oseltamivir bagi pasien COVID-19 yang menjalani isolasi mandiri.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Melonjaknya kasus Covid-19 di Tanah Air membuat kebutuhan oksigen medis juga meningkat.  Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengatakan, laporan ini harus dicek terlebih dahulu.

"Laporan ini harusnya dicek dulu karena beda-beda masalahnya," kata  Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kemenkes Siti Nadia Tarmizi saat dihubungi Republika, Kamis (22/7). Terkait oksigen medis, Kemenkes mengaku terus  mengupayakan memenuhi kebutuhan.  Ia menyebutkan delapan upaya pemenuhan oksigen yang dilakukan Kemenkes.

Pertama pembentukan satuan tugas (satgas) oksigen di setiap provinsi beranggotakan Dinas Perindustrian, Dinas Kesehatan, rumah sakit, produsen, dan distributor gas untuk mendata kebutuhan gas dan memonitor suplai gas setiap hari.

Upaya kedua, dia melanjutkan, mendorong suplai harian oksigen medis di Pulau Jawa melebihi kebutuhan yaitu lebih dari dua ribu ton per hari untuk memastikan komitmen pemasok existing dan menambah alternatif pasokan dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN) seperti PT Krakatau Steel, PT Petrogas, dan PT Pusri. 

Upaya ketiga, dia menambahkan, yaitu memprioritaskan transportasi dan menambah armada distribusi oksigen medis. Usaha selanjutnya, dia menambahkan, yaitu memprioritaskan pengisian oksigen oksigen tabung gas silinder dibandingkan liquid.

Upaya kelima, dia menambahkan, yakni menambah stok tabung gas silinder. Upaya keenam, dia menambahkan, yaitu konversi produksi oksigen industri ke oksigen medis.

Upaya ketujuh, dia menambahkan, optimalisasi kapasitas produksi yang masih idle.  "Upaya terakhir atau kedelapan yaitu jaminan kestabilan pasokan listrik," katanya.

Namun, dia melanjutkan, pemenuhan oksigen medis di fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) jadi fokus utama Kemenkes. Terkait keluhan obat gratis, ia menambahkan pemenuhannya lewat layanan telemedisin. 

Ia menyebutkan, urutan Telemedisin adalah pertama PCR di lab yg bekerjasama dengan Kemkes, cek https://bit.ly/3B2eUwm. Kemudian kedua PCR Positif dapat pesan instan whatsapl (WA) dari Kemenkes atau cek NIK langsung ke https://isoman.kemkes.go.id/.

Ketiga yaitu kontrol dokter lewat telemedicine (Aplikasi Online)  voucher isoman dan cek https://isoman.kemkes.go.id/konsultasi. Empat, dapat Resep pdf dan diupload ke https://isoman.kemkes.go.id/pesan_obat. 

Kelima yaitu tunggu pengiriman obat dari siCepat dan terakhir adalah Cek pemesanan di https://isoman.kemkes.go.id/periksa."Masyarakat dapat memonitor setiap langkah telemedicine kalau ada kendala," ujarnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement