Kamis 22 Jul 2021 23:36 WIB

Cerita Pequrban Cilik Hani, Upah Kupas Bawang dan Celengan

Hani merupakan contoh pequrban cilik yang menginspirasi

Hani merupakan contoh pequrban cilik yang menginspirasi. Ilustrasi qurban
Foto: Wihdan Hidayat / Republika
Hani merupakan contoh pequrban cilik yang menginspirasi. Ilustrasi qurban

REPUBLIKA.CO.ID, AROSUKA— Semangat berqurban ternyata tidak hanya dimiliki orang dewasa, tetapi juga anak-anak, meski mereka belum terkena hukum kesunnahan melaksanakan qurban.  

Hal itu dicontohkan seorang bocah perempuan berusia delapan tahun bernama Hanifa Insani, yang masih duduk di bangku kelas tiga Madrasah Ibtidaiah Negeri (MIN) 4 Solok, Sumatra Barat. Hani, panggilan Hanifa,mampu berqurban pada hari Raya Idul Adha 1442 Hijriyah dari uang hasil tabungan dari celengannya, yang dikumpulkannya selama tiga tahun.

Baca Juga

 

Uang untuk berqurban tersebut sudah ditabungnya sejak tiga tahun berturut-turut, tepatnya sejak Hani masih duduk di bangku Taman Kanak-Kanak (TK) atau sejak berusia lima tahun.

 

Beberapa tahun terakhir ini, Hani rajin menabung dalam celengan yang dibelikan oleh orang tuanya. Setiap hari, dia selalu menyisihkan uang jajannya Rp1.000 hingga Rp5.000.

 

Sedikit demi sedikit uang tabungan Hani terus bertambah. Bahkan, tabungannya meningkat drastis pada saat perayaan Hari Raya Idul Fitri yang diterima Hani dari mamak (paman) dan etek (tante)dan kerabat lainnya langsung ditabung dalam celengan.

 

Selain itu, uang tabungannya juga diperoleh dari hasil mengupas bawang (maurek bawang) selama mengisi waktu libur sekolahnya. Mengupas bawang atau maurek bawang merupakan pekerjaan unik dan sangat mudah sehingga bisa dilakukan siapa saja termasuk ibu-ibu, bahkan anak-anak di Nagari Alahan Panjang, Kecamatan Lembah Gumanti, Kabupaten Solok, Sumbar. 

 

Bawang yang sudah dibersihkan itu akan diupah Rp1.500 per kilogramnya oleh sang pemilik bawang."Biasanya Hani mampu membersihkan bawang hingga 15 kilogram per hari atau Rp22 ribu hingga Rp25 ribu per harinya, lalu uang itu ditabungnya dalam celengan," ujar orang tua Hani, Roza Linda (38).

 

Di tambah lagi sejak pandemi Corona Virus Disease (Covid-19) proses belajar mengajar (PBM) tatap muka dipindahkan ke rumah atau belajar secara daring(online). Sehingga Hani lebih banyak menghabiskan waktunya di rumah. "Dia tidak terlalu suka bermain. Malah mengisi waktunya dengan bekerja mengupas bawang petani yang ada di sini, lalu upahnya ditabung dalam celengan," kata dia.

 

Niat yang Tulus Hani sejak awal memang sudah berniat menggunakan uang tabungannya untuk berqurban. Setelah membongkar celengan, tanpa berpikir lagi dia langsung meminta kedua orang tuanya untuk menyerahkan uang itu ke panitia qurban di Masjid Nurul Iman, Batu Bagiriak, Nagari Alahan Panjang, Kecamatan Lembah Gumanti, Kabupaten Solok, Sumbar.

 

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement