Jumat 23 Jul 2021 14:37 WIB

Wabah Superbug Candida Auris Melanda AS

Sejumlah pasien yang mengalami infeksi Candida auris mengalami resistensi obat.

Rep: Puti Almas, Haura Hafizhah/ Red: Reiny Dwinanda
 Foto tahun 2016 yang disediakan oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS menunjukkan galur Candida auris yang dikultur dalam cawan petri di laboratorium. Pada Kamis (22/7), CDC mengatakan ada bukti penyebaran jamur yang tidak dapat diobati di panti jompo Washington DC dan di dua rumah sakit di daerah Dallas.
Foto: AP
Foto tahun 2016 yang disediakan oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS menunjukkan galur Candida auris yang dikultur dalam cawan petri di laboratorium. Pada Kamis (22/7), CDC mengatakan ada bukti penyebaran jamur yang tidak dapat diobati di panti jompo Washington DC dan di dua rumah sakit di daerah Dallas.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wabah superbug dilaporkan terjadi di Ibu Kota Washington dan sejumlah wilayah lainnya di Amerika Serikat (AS) dalam beberapa waktu terakhir. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) mengatakan bahwa sejumlah pasien mengalami infeksi jamur invasif yang kebal terhadap obat dari tiga kelas utama.

"Ini benar-benar pertama kalinya kami mulai melihat pengelompokan resistensi, di mana pasien tampaknya mendapatkan infeksi dari satu sama lain," ujar Meghan Lyman dari CDC, dilansir NBC News, Jumat (23/7).

Baca Juga

Jamur yang dikenal sebagai Candida auris menjadi penyebab dari wabah. Ini disebut sebagai bentuk ragi berbahaya bagi orang-orang yang dirawat di rumah sakit dengan kondisi medis serius.

Kondisi semakin berbahaya saat jamur memasuki aliran darah, jantung, maupun otak. Wabah di fasilitas perawatan kesehatan telah dipicu ketika jamur menyebar melalui kontak pasien atau pada permukaan yang terkontaminasi.

Di Washington DC, 101 kasus superbug tersebut ditemukan di panti jompo khusus untuk pasien yang kritis, termasuk tiga kasus yang resisten terhadap ketiga jenis obat antijamur. Lalu, 22 kasus lain terdeteksi di dua rumah sakit di daerah Dallas, dengan dua di antaranya mengalami resistensi obat.

Lyman mengungkapkan, kasus-kasus itu terlihat dari Januari hingga April. Dari lima orang yang sepenuhnya resisten terhadap pengobatan, tiga meninggal di Texas dan satu di Washington.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement