REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR— Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menandatangani perjanjian kerjasama dengan Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor, tentang Penyelenggaraan Pengoperasian Angkutan Umum Perkotaan dengan Skema Pembelian Layanan (Buy The Service) di Kota Bogor pada Senin (19/7). Namun, operasional dari bus BTS tersebut menunggu hasil pemenang lelang operator yang sedang berlangsung di BPTJ.
Wakil Wali Kota Bogor, Dedie A. Rachim mengatakan, rencananya bus BTS akan beroperasi pada tahun 2021 di enam koridor. Program ini merupakan dukungan dari Kemenhub untuk mempercepat rerouting dan konversi angkutan kota (angkot) di Kota Bogor.
“Bus BTS rencana beroperasi di akhir tahun 2021 di enam koridor. Program ini merupakan dukungan dari Kemenhub, untuk mempercepat rerouting dan konversi angkot. Serta memberikan layanan transportasi yang lebih layak bagi masyarakat Kota Bogor,” kata Dedie kepada Republika, Kamis (22/7).
Dedie menjelaskan, saat ini lelang operator sedang berlangsung di BPTJ Kemenhub. Nantinya, pemenang lelang operator akan diumumkan oleh BPTJ sendiri.
“Lelang sedang berlangsung di BPTJ Kemenhub, mereka yang akan umumkan. Pemenang lelang adalah pelaksana yang akan bekerjasama dengan Pemkot Bogor,” lanjutnya.
Sementara itu, Wali Kota Bogor, Bima Arya Sugiarto mengatakan, ada dua hal yang harus terus dikawal agar program BTS ini bisa berjalan dengan baik di Kota Bogor. Pertama, yakni memastikan pengadaan hingga peluncuran semua unit berjalan dengan baik.
“Termasuk kita sama-sama mengevaluasi konsep koridor yang kemarin saya berikan tambahan, masukan dan saran. Tetap akan dicoba enam koridor, sambil dievaluasi,” ujar Bima Arya.
Selain itu, lanjut Bima Arya, yang harus dipersiapkan juga adalah mengenai sosialisasi kepada warga. Sosialisasi tersebut akan dilakukan bersama dengan Humas, Kominfo, Organda dengan semua elemen. Konsep yang dibuat nanti harus rapi dan sistematis, sehingga dapat disambut masyarakat dengan antusias.
“Ini bukan sekedar sosialisasi adanya bus itu, tetapi secara keseluruhan. Sehingga kultur naik angkot, berhenti dimana saja itu bisa mulai sama-sama kita kikis, kita bangun kultur baru. Ini sosialisasi yang harus masif,” jelasnya.
Sementara itu, Plt Direktur Angkutan BPTJ, Saptandri Widiyanto mengatakan, program dari BPTJ ini pertama kali dilaksanakan di Kota Bogor. Penandatanganan perjanjian kerjasama ini merupakan implementasi serta legal basic dari pelaksanaan BTS.
"Ini merupakan salah satu program dari Kemenhub dan sudah berjalan di kota-kota lain. Sedangkan untuk BPTJ ini merupakan program yang pertama,” kata Sapta.
Bus BTS ini memanfaatkan bus berukuran 3/4 akan beroperasi di enam koridor, yakni, Koridor 1 Terminal Bubulak-Yasmin-Warung Jambu-Baranangsiang/Cidangiang, Koridor 2 Terminal Bubulak-Stasiun Bogor-KRB-Baranangsiang/Cidangiang-Ciawi, Koridor 3 Terminal Bubulak-Stasiun Bogor-KRB-Suryakencana/Empang-Sukasari-Lawanggintung-Ciawi.
Kemudian, Koridor 4 Ciawi-Baranangsiang/Cidangiang-KRB-Warung Jambu-Pomad/Ciparigi, Koridor 5 Ciparigi-Stasiun Bogor dan Koridor 6 Parung Banteng-Warung Jambu melalui jalur Regional Ring Road (R3).