Jumat 23 Jul 2021 19:36 WIB

Sekum Muhammadiyah: Covid-19 Bukan Takhayul dan Konspirasi

Prof Muti menegaskan sebagian kalangan anti-Covid-19 meninggal akibat Covid-19

Rep: Muhyiddin/ Red: Nashih Nashrullah
Prof Muti menegaskan sebagian kalangan anti-Covid-19 meninggal akibat Covid-19. Ilustrasi evakuasi jenazah Covid-19
Foto: REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA
Prof Muti menegaskan sebagian kalangan anti-Covid-19 meninggal akibat Covid-19. Ilustrasi evakuasi jenazah Covid-19

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Di tengah maraknya kasus Covid-19, masih banyak yang beranggapan bahwa virus Covid-19 tidak nyata dan sengaja dibuat oleh China. 

Namun, Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Prof Abdul Mu’ti, menegaskan Covid-19 bukan merupakah takhayul dan konspirasi.

Baca Juga

Dia menjelaskan, secara kasat mata virus yang berasal dari Wuhan tersebut memang tidak kasat mata. Karena itu, menurut dia, ada juga sebagian warga Muhammadiyah yang tidak mempercayai adanya Covid-19.

Hingga suatu waktu, menurut dia, orang yang tidak percaya tersebut meninggal dunia karena terkena Covid-19. Dari kasus ini saja, menurut dia, masyarakat sebenarnya sudah bisa mengambil pelajaran.

 “Fakta-fakta ini menjadi sebuah pembelajaran bahwa Covid-19 ini bukan takhayyul, bukan konspirasi, tetapi sesuautu yang ada,” ujar ujar Prof Mu’ti dalam webinar CONVEY Indonesia bertema Beragama di Masa Pandemi, Jumat (23/7).

Menurut dia, kasus Covid-19 memang muncul pertama kali di Wuhan, China. Namun, dia menegaskan bahwa kasus Covid-19 ini bukanlah konspirasi Cina. Karena, menurut dia, dengan adanya virus ini China juga terkena dampaknya.

“Karena ternyata mereka juga terdampak Covid-19. Saya kira tidak mungkin dengan logika yang sederhana saja, satu negara yang menciptakan virus yang dengan itu merugikan negaranya sendiri,” ucapnya.

“Bahwa dia (China) menjual vaksin memang iya. Tapi kerugian ekonomi yang diakibatkan Covid-19 ini jauh lebih besar daripada profit yang dia peroleh dari jualan vaksin itu,” imbuh guru besar UIN Syarif Hidayatullah ini. 

Prof Mu’ti menambahkan, kasus Covid-19 ini terjadi karena sunnatullah. Karena itu, jika manusia tidak hidup bersih dan menjaga kesehatannya, maka berbagai macam penyakit pun bisa datang. 

“Maka, salah satu solusinya kan mencuci tangan, menajaga jarak, menghindari kontak fisik dan lain-lain. Itu semuanya ikhatiar ilmiah yang itu bisa dijelaskan dan dipertanggungjawabkan secara saintis,” katanya. 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطٰنُ كَمَآ اَخْرَجَ اَبَوَيْكُمْ مِّنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْاٰتِهِمَا ۗاِنَّهٗ يَرٰىكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهٗ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْۗ اِنَّا جَعَلْنَا الشَّيٰطِيْنَ اَوْلِيَاۤءَ لِلَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ
Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.

(QS. Al-A'raf ayat 27)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement