Jumat 23 Jul 2021 20:20 WIB

Harga Jual Anjlok, Petani Kopi Madina Mulai Tinggalkan Lahan

PPKM membuat permintaan kopi dari kedai dan kafe turun.

Petani kopi (Ilustrasi). Produksi kopi di Mandailing Natal, Sumatra Utara anjlok karena sebagian petani memilih untuk meninggalkan lahanya menyusul merosotnya harga jual kopi.
Foto: ANTARA/Anis Efizudin
Petani kopi (Ilustrasi). Produksi kopi di Mandailing Natal, Sumatra Utara anjlok karena sebagian petani memilih untuk meninggalkan lahanya menyusul merosotnya harga jual kopi.

REPUBLIKA.CO.ID, MADINA -- Sebagian petani kopi di Kabupaten Mandailing Natal (Madina), Sumatra Utara, mulai enggan mengurus dan memilih untuk meninggalkan lahan mereka. Ketua Koperasi Serba Usaha (KSU) Mandailing Jaya, Desa Alahan Kae, Kecamatan Ulu Pungkut, Madina, Andi Hakim Matondang menyebut, merosotnya harga jual kopi menjadi pemicunya.

"Akibatnya, produksi menjadi anjlok," kata Andi di Panyabungan, Jumat.

Baca Juga

Andi mengungkapkan, di Kecamatan Ulu Pungkut terdapat 900 hektare lahan kopi masyarakat yang tersebar di beberapa desa. Menurutnya, belakangan permintaan pasar terhadap kopi Mandailing menurun.

Andi menyebut, koperasinya hanya mampu membeli produksi petani dalam bentuk gabah basah di kisaran harga Rp 20 ribu hingga Rp 30 ribu per kilogramnya. Angka itu mengalami penurunan sekitar Rp 5.000 hingga Rp 7.000 bila dibandingkan dengan sebelum pandemi Covid-19.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement