Jumat 23 Jul 2021 20:28 WIB

Zionis Israel: Efektivitas Pfizer Turun Hadapi Varian Delta

Zionis Israel mencatat penurunan efektivitas Pfizer hingga 39 persen

Red: Nashih Nashrullah
Zionis Israel mencatat penurunan efektivitas Pfizer hingga 39 persen. Ilustrasi Pfizer
Foto: AP/Vincent Thian
Zionis Israel mencatat penurunan efektivitas Pfizer hingga 39 persen. Ilustrasi Pfizer

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM— Efektivitas vaksin Covid-19 Pfizer di Israel turun menjadi 39 persen, kata Kementerian Kesehatan pada Kamis (22/7).

Angka baru itu merujuk pada periode antara 20 Juni-17 Juli, kata kementerian dan menambahkan bahwa bahwa penurunan yang sedang berlangsung diawasi bersamaan dengan penyebaran varian Covid-19 Delta di Israel.

Baca Juga

Tingkat efektivitas terbaru secara signifikan lebih rendah dari 64 persen yang diukur antara 6 Juni-3 Juli dan 94,3 persen dari periode 2 Mei-5 Juni.

Namun, efektivitas vaksin dalam mencegah penyakit Covid-19 parah di Israel saat ini diperkirakan mencapai 91,4 persen dan 88 persen mencegah rawat inap.

Sejak gerakan vaksinasi Covid-19 Israel dimulai pada 20 Desember 2020, lebih dari 5,75 juta orang di Israel atau setara 61,6 persen populasi, telah menerima dosis pertama. Sebanyak 5,28 juta orang telah mendapatkan dosis kedua. 

Israel menjadi pelopor dalam inokulasi Covid-19 setelah memperoleh jutaan dosis dari Pfizer sebagai imbalan untuk berbagi data kesehatan yang luas tentang dampaknya.  

Peluncuran vaksin awal dari vaksin Pfizer-BioNTech termasuk yang tercepat di dunia, memberikan dua dosis vaksin ke lebih dari 55 persen populasi, termasuk sekitar 85 persen orang dewasa. 

Jumlah kasus menurun drastis, dan pada awal Juni Israel melonggarkan banyak pembatasan. Tetapi segera setelah kasus meningkat akibat varian baru, Kementerian Kesehatan menerapkan kembali persyaratan untuk mengenakan masker di tempat-tempat umum yang tertutup. 

Israel telah mulai memberikan suntikan booster kepada mereka yang mengalami gangguan kekebalan, dan pejabat kesehatan di banyak bagian dunia berbicara tentang kemungkinan booster untuk semua.

Sementara itu, ada saran yang berkembang di kalangan medis bahwa suntikan booster mungkin tidak perlu memiliki formula vaksin yang sama dengan suntikan awal seseorang, dan bahkan mungkin ada manfaat dari pendekatan campuran dan kecocokan.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement