Jumat 23 Jul 2021 20:43 WIB

Lampung Kekurangan 13 Juta Dosis Vaksin

Kekurangan dosis vaksin perlu diketahui masyarakat agar tidak salah paham.

Rep: Mursalin Yasland/ Red: Ilham Tirta
Dosis vaksin Covid-19.
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Dosis vaksin Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Provinsi Lampung baru menerima bantuan dari Kementrian Kesehatan (Kemenkes) sebanyak 1.103.560 dosis vaksin. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Lampung dr Reihana mengatakan, masih terdapat kekurangan 13.515.937 dosis vaksin lagi untuk memenuhi target sasaran 6.645.226 penduduk Lampung.

Reihana menjelaskan, dari jumlah sasaran vaksinasi, satu orang mendapat dua kali suntikan dosis, dan ada 10 persen tambahan (dosis vaksin) jika belum terdaftar. Diperlukan 14.619.497 dosis vaksin. Sampai saat ini, dapat distribusi dropping dari Kemenkes 1.103.560 dosis, kekurangan vaksin 13.515.937 dosis.

“Baru terima satu juta dosis, masih banyak kekurangan kita. Gubernur Lampung sudah menyurati menko dan menkes, juga menteri BUMN untuk percepatan vaksinasi gratis,” kata Reihana dalam keterangan persnya di Bandar Lampung, Jumat (23/7), malam.

Ia mengatakan, kekurangan dosis vaksin tersebut perlu diketahui masyarakat agar tidak terjadi salah paham. Untuk itu, Dinkes berkooridnasi dengan dinkes kabupaten/kota di Lampung agar ketika vaksin datang, langsung didistribusikan ke kabupaten/kota.

Reihana yang juga jubir Satgas Penanganan Covid-19 Lampung mengatakan, gubernur telah meminta kepada Menkes dan Menteri BUMN terkait dengan kekurangan dosis vaksin untuk memenuhi target program vaksinasi gratis kepada sasaran 6 juta lebih penduduk di Lampung. Kepada masyarakat, ia berharap sabar menunggu kedatangan vaksin, agar semua target sasaran vaksinasi di Lampung dapat tercapai dengan baik.

Kiki (48 tahun), warga Segala Mider, Bandar Lampung, mengeluhkan setiap datang ke puskesmas untuk vaksin, petugas menyatakan sudah habis, atau sudah penuh. “Saya sudah beberapa kali datang, kata petugas puskesmas vaksin habis. Ada juga mengatakan sudah penuh jatah 20 orang,” ujarnya.

Menurut dia, bila pemerintah menggalakkan semua masyarakat harus divaksin, seharusnya stok vaksin di berbagai puskesmas dapat memenuhi kebutuhan warga yang akan divaksin. Tapi, kalau vaksin kosong atau habis, atau sudah penuh, masyarakat yang dirugikan harus bolak balik ke puskesman.

Selain itu, kepada petugas di lapangan yang berjaga di posko penyekatan, ia berharap hendaknya memahami bila masyarakat tidak memiliki kartu vaksin saat ditanya, lantaran memang tidak mendapatkan vaksin gratis dari pemerintah (puskesmas) karena dosis vaksin habis atau kosong. “Jangan hanya minta surat sudah vaksin, tapi tidak tahu kalau sekarang vaksin lagi kosong,” ujarnya.

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement