REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH -- Puluhan warga Palestina terluka akibat tembakan tentara Israel selama melakukan aksi protes terhadap pembangunan permukiman di Tepi Barat yang diduduki pada Jumat (23/7) waktu setempat. Hal ini diketahui berdasarkan sumber medis dan saksi mata.
"Sembilan warga Palestina terluka oleh tembakan langsung dan 39 terluka oleh peluru logam berlapis karet yang ditembakkan oleh pasukan Israel selama protes," kata sumber tersebut dilansir Middle East Monitor, Sabtu (24/7).
Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina mengatakan dalam sebuah pernyataan pers. Bulan Sabit menyebut krunya menangani 146 luka-luka di kota Beita, selatan Nablus, termasuk sembilan oleh peluru tajam, 34 oleh peluru logam berlapis karet, tujuh luka bakar berkelanjutan, dan 87 kasus sesak napas akibat menghirup gas air mata.
Sejumlah yang terluka dirawat di rumah sakit sementara yang lain dirawat di lapangan, tambahnya. Di Beit Dajan, sebelah timur Nablus, lima warga Palestina terluka oleh peluru logam berlapis karet dan puluhan menderita sesak napas sementara karena gas air mata yang ditembakkan oleh pasukan Israel, menurut saksi mata.
Di kota Kafr Qaddum, timur Qalqilya, koordinator Komite Perlawanan Populer di kota itu, Murad Eshteiwi, mengatakan tentara Israel menembakkan peluru tajam, peluru logam, dan tabung gas air mata ke ratusan warga Palestina.
Dia juga menyampaikan puluhan peserta aksi protes, yang mengutuk permukiman Israel, menderita inhalasi gas air mata dan dirawat di lapangan. Menurut saksi mata, pemuda Palestina melemparkan batu ke pasukan pendudukan Israel dan membakar ban karet.
Setiap Jumat, warga Palestina menggelar aksi protes menentang permukiman dan tembok pemisah di sejumlah desa dan kota di Tepi Barat. Perkiraan Israel dan Palestina menunjukkan ada sekitar 650.000 pemukim di permukiman Tepi Barat, termasuk Yerusalem yang diduduki, yang tinggal di 164 permukiman dan 116 pos terdepan.