Rumah Sakit Lapangan Asrama Haji di Madiun Mulai Beroperasi
Red: Muhammad Fakhruddin
Wali Kota Madiun Maidi (kanan) bersama sejumlah pejabat daerah meninjau kesiapan fasilitas saat dimulainya pengoperasian Rumah Sakit Lapangan COVID-19 Asrama Haji di Kota Madiun, Jawa Timur, Sabtu (24/7/2021). Pemkot Madiun menggunakan sebagian gedung di Asrama Haji tersebut untuk keperluan rumah sakit lapangan dengan kapasitas 182 tempat tidur guna menampung warganya yang terpapar COVID-19 seiring terus meningkatnya jumlah warga yang dinyatakan positif COVID-19. | Foto: Antara/Siswowidodo
REPUBLIKA.CO.ID,MADIUN -- Rumah Sakit Lapangan (RSL) Asrama Haji di Kelurahan Winongo, Kecamatan Manguharjo, Kota Madiun, Jawa Timur, yang digunakan untuk menampung warga terpapar COVID-19, mulai beroperasi setelah diresmikan Wali Kota Maidi pada Sabtu (24/7).
Wali Kota Maidi mengatakan RSL Asrama Haji tersebut untuk merawat pasien COVID-19 yang sedang menjalani isolasi mandiri (isoman) di rumah jika membutuhkan penanganan medis lanjutan. Rumah Sakit Lapangan ini nantinya untuk pasien COVID-19 yang saat isoman di rumah sewaktu-waktu membutuhkan perawatan lebih lanjut. Tetapi harapannya, tidak sampai terisi. "Artinya, yang isoman itu segera sembuh dan tidak ada yang sakit lagi," ujar Wali Kota Maidi disela kegiatan peresmian RSL Asrama Haji di Madiun.
RSL Asrama Haji Kota Madiun tersebut memiliki kapasitas hingga 182 tempat tidur yang dapat digunakan oleh pasien COVID-19 dengan gejala ringan hingga sedang. Selain RSL Asrama Haji, Wali Kota Maidi juga meresmikan Rusunawa II Kota Madiun untuk menjadi ruang isolasi bagi para tenaga kesehatan yang terpapar COVID-19.
Rusunawa II tersebut memiliki 44 hunian dengan masing-masing ruang terdapat dua tempat tidur. Ia menjelaskan, dengan difungsikannya dua fasilitas tersebut, Maidi berharap tingkat keterisian tempat tidur atau "Bed Occupancy Rate (BOR)" di Kota Madiun yang sempat naik dapat ditekan.
Hadirnya RSL Asrama Haji dan Rusunawa II ini tentu menambah ruang perawatan COVID-19 di Kota Madiun. "Harapannya, 'BOR'-kita semakin dapat ditekan," ujarnya.
Ketersediaan dua fasilitas tersebut dinilai sangat penting mengingat ruang perawatan di rumah sakit sudah penuh saat ini. Baik itu di RSUD dr Soedono, RSUD Kota Madiun, RS DKT, dan RSI Kota Madiun. Selain itu, saat ini ada sebanyak 492 orang terkonfirmasi COVID-19 yang menjalani isolasi mandiri di rumah hingga Sabtu (24/7).
Guna lebih menekan BOR di wilayahnya, Pemkot Madiun juga berencana memanfaatkan sejumlah gedung sekolah tingkat SD dan SMP di Kota Madiun yang terdekat dengan puskesmas untuk dijadikan ruang isolasi.
Hasil pendataan, setidaknya terdapat 10 hingga 11 SD dan SMP di wilayahnya yang paling dekat dengan enam puskesmas yang ada.
Dari gedung sekolah-sekolah itu tercatat ada 70 ruang kelas yang bisa dimanfaatkan. Sesuai rencana, satu ruang kelas bisa diisi 10 tempat tidur, sehingga bisa menampung untuk 700 orang.
Pemkot Madiun hingga kini masih terus berkoordinasi dengan instansi terkait termasuk TNI/Polri untuk penyediaan tempat tidur lipat untuk kondisi darurat. Maidi berharap dengan penyediaan fasilitas tersebut, penanganan kasus COVID-19 di Kota Madiun yang saat ini masih berstatus zona merah dapat lebih maksimal.
Secara total kasus COVID-19 di Kota Madiun hingga Sabtu (24/7) mencapai 5.148 orang. Dari jumlah itu, sebanyak 3.808 orang di antaranya telah sembuh, 540 orang masih dalam perawatan, 492 orang isolasi mandiri, dan 308 orang meninggal dunia.
Tambahan kasus per Sabtu ini, konfirmasi baru 133 orang, sembuh 125 orang, dan meninggal dunia empat orang, sedangkan, jumlah "tracing" hari ini sebanyak 85 orang, demikian Maidi.