REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN – Iran dan Arab Saudi dilaporkan bakal segera memulihkan hubungan diplomatik. Sebagai permulaan, Saudi disebut akan mengirim delegasi dalam acara pelantikan presiden terpilih Iran, Ebrahim Raisi.
"Kerajaan Arab Saudi dapat mengirim perwakilan untuk berpartisipasi dalam upacara pelantikan presiden terpilih, Ebrahim Raisi, dan hubungan diplomatik antara kedua negara akan dilanjutkan setelah itu,” kata surat kabar Iran, Etemad, mengutip seorang sumber, dikutip laman Middle Eat Monitor pada Sabtu (24/7).
Menurut sumber tersebut, Iran dan Saudi akan membuka kembali kedutaan besar masing-masing di kedua negara dalam waktu dekat. Iran dan Saudi telah terlibat dalam dialog untuk menyelesaikan pertikaian di antara mereka belum lama ini. Beberapa kemajuan dilaporkan tercapai dalam dialog tersebut.
“Kami berkomitmen melanjutkan konsultasi untuk menyelesaikan semua perbedaan antara Teheran dan Riyadh. Jika ada kebutuhan meningkatkan tingkat dialog dan kami berhasil mencapai kesepakatan, maka kami tidak memiliki batasan dalam hal ini,” kata juru bicara pemerintah Iran Ali Rabii dalam konferensi pers mingguannya.
Rabii menekankan, Iran selalu menyambut dialog untuk mencapai hasil positif. “Kami berharap dapat terlibat dalam negosiasi positif dengan Arab Saudi,” ujarnya.
Hubungan Iran dan Saudi telah mengalami keretakan sejak awal 2016. Hal itu terjadi setelah kedutaan besar Saudi di Teheran digeruduk. Kala itu, rakyat Iran tengah menggelar demonstrasi memprotes keputusan Saudi mengeksekusi ulama Syiah terkemuka, Nimr Al-Nimr, dan tahanan lainnya.
Kedua negara pun berseberangan dalam isu konflik Yaman. Saudi menuding Iran mendukung terorisme dan mengancam kapal-kapal di kawasan Teluk.