Ahad 25 Jul 2021 12:21 WIB

Olok-Olok Vaksin, Pria di AS Meninggal Akibat Covid-19

Sebelum terinfeksi Covid-19, dia telah membuat sejumlah lelucon tentang vaksin.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Dwi Murdaningsih
Vaksinator mempersiapkan vaksin COVID-19 sebelum diberikan kepada warga (ilustrasi).
Foto: Prayogi/Republika
Vaksinator mempersiapkan vaksin COVID-19 sebelum diberikan kepada warga (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Stephen Harmon (34 tahun), seorang pria asal Kalifornia, Amerika Serikat (AS), meninggal akibat Covid-19. Dia sempat menjadi sorotan di media sosial AS karena mengolok-olok vaksin.

Dilaporkan laman BBC, Harmon meninggal pada Rabu (21/7) setelah sebulan berjuang melawan Covid-19 yang dideritanya. Dia menjalani perawatan di sebuah rumah sakit di luar Los Angeles.

Baca Juga

Pada hari-hari terakhirnya, Harmon sempat mendokumentasikan dan mengunggah kondisinya di akun media sosialnya. “Mohon doa kalian semua, mereka benar-benar ingin mengintubasi saya dan memasang ventilator pada saya,” katanya.

Dalam cicitan terakhir di akun Twitter pribadinya pada Rabu lalu, Harmon mengatakan dia memutuskan menjalani intubasi. “Belum tahu kapan akan bangun, mohon doanya,” ucapnya.

Terlepas dari perjuangannya melawan Covid-19, Harmon masih berpendirian untuk tak divaksinasi. Menurutnya, keyakinan agamanya akan melindunginya. Sebelum kondisinya memburuk saat menjalani perawatan, Harmon sempat membagikan meme yang mengatakan bahwa dia lebih mempercayai Alkitab dibanding ahli penyakit menular terkemuka AS, Dr Anthony Fauci.

Harmon adalah anggota megachurch Hillsong. Sebelum terinfeksi Covid-19, dia telah membuat sejumlah lelucon tentang vaksin.

“Punya 99 masalah, tapi vaksin bukan salah satunya,” kata dia lewat akun Twitter pribadinya yang memiliki tujuh ribu pengikut pada Juni lalu.

Sejauh ini, AS sudah mencatatkan 34,4 juta kasus Covid-19. Pandemi telah membunuh lebih dari 610 ribu warga di sana. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement