Ahad 25 Jul 2021 12:15 WIB

Windy Cantika Ingin Bangun Masjid

Anaknya berniat untuk mendirikan masjid di sekitar rumahnya

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Joko Sadewo
Lifter putri Indonesia Windy Cantika Aisah melakukan angkatan snatch dalam kelas 49 Kg Putri Grup A Olimpiade Tokyo 2020 di Tokyo International Forum, Tokyo, Jepang, Sabtu (24/7/2021). Windy Cantika berhasil mempersembahkan medali pertama bagi Indonesia yakni perunggu dengan total angkatan 194 Kg.
Foto: Antara/Sigid Kurniawan
Lifter putri Indonesia Windy Cantika Aisah melakukan angkatan snatch dalam kelas 49 Kg Putri Grup A Olimpiade Tokyo 2020 di Tokyo International Forum, Tokyo, Jepang, Sabtu (24/7/2021). Windy Cantika berhasil mempersembahkan medali pertama bagi Indonesia yakni perunggu dengan total angkatan 194 Kg.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Atlet angkat besi yang sukses meraih medali perunggu di ajang Olimpiade tahun 2020 di Tokyo, Windy Cantika Aisah, berencana membangun masjid sepulang dari kejuaraan tersebut. Keinginan tersebut sudah ia niatkan sejak sebelum keberangkatannya ke Tokyo.

Ibu Windy Cantika, Siti Aisah mengatakan, anaknya berniat untuk mendirikan masjid di sekitar rumahnya apabila lolos ke Olimpiade Tokyo 2020, sebab sudah menjadi keinginan sebelumnya. Selain itu, ia berharap banyak pihak yang mendukung niat anaknya tersebut.

"Dulu mau Olimpiade 2020, dia begitu lolos dapat tiket mudah-mudahan ya Allah saya dikasih rezeki bikin masjid, gitu aja. Dia alhamdulillah sekarang tercapai walaupun dapat rangking ke tiga," kata mantan atlet yang saat ini tinggal di Desa Malasari, Kecamatan Cimaung, Kabupaten Bandung, Ahad (25/7).

Siti mengaku bahagia dan bangga atas pencapaian yang berhasil ditorehkan anaknya. Ia pun selalu mendoakan agar anaknya mampu memberikan yang terbaik selama mengikuti kejuaraan di olimpiade. "Sudah pasti bahagia, anak saya berhasil bisa mengharumkan," ujarnya.

Ia mengaku tidak menyangka anak perempuannya dapat meraih medali perunggu sebab sudah lolos saja sangat senang. "Saya udah lolos aja alhamdulillah apalagi umurnya baru 19 tahun, prestasinya bagus," katanya.

Siti melanjutkan, pasca kemenangan tersebut anaknya langsung menghubungi melalui video call seraya mengucapkan terimakasih atas dukungannya. Ia mengatakan kalangan pejabat setingkat menteri, gubernur dan bupati pun turut mengucapkan selamat atas pencapaian anaknya.

"Dia langsung video call, mengucapkan Mah terimakasih doa dan dukungannya dari mamah, dari bapak dan dari Aa semua. Cuma neng bisa menyumbangkan rangking ketiga, langsung dia ditutup karena dia langsung ditelepon sama menteri olahraga langsung," katanya.

Siti menceritakan anak-anaknya sejak kecil diarahkan untuk berkecimpung di dunia olahraga, namun tidak dipaksa memilih salah satu cabang olahraga. Ia mendorong agar anak-anaknya aktif di dunia olahraga dan terus mendoakan yang terbaik.

Ia mengatakan, kedua kakaknya pun sempat menjadi atlet dan terlibat dibeberapa kejuaraan. Saat ini, satu orang kakaknya mengurusi pengcab di Kabupaten Bandung Barat dan satu orang lainnya menjadi pelatih di daerah yang sama.

Siti mengaku sempat banyak masyarakat yang bertanya darah atlet tidak turun ke anak laki-laki mereka. Namun, ia menjawab bahwa bukan dirinya yang mengatur itu namun Allah SWT.  "Saya membina anak sama, melatih juga sama. Tapi kita kembali lagi anak-anak beda rezekinya mungkin Allah ngasih ke Cantika," katanya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement