REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Atlet angkat besi Indonesia, Eko Yuli Irawan, bereaksi usai meraih medali di Olimpiade Tokyo 2020. Eko berada di tempat kedua setelah mentas di Tokyo International Forum, Jepang, Ahad (25/7) siang WIB.
Lewat tayangan video di instagramnya, ia menyapa seluruh warga tanah air. Ia juga mengucapkan terima kasih atas doa dan dukungan untuk dirinya selama ini.
"Mohon maaf saya gagal meraih emas," demikian petikan pernyataan Eko, di medsos tersebut.
Sang lifter mengatakan, ia telah berusaha semaksimal mungkin. Eko yang turun di kelas 61 kilogram putra hanya kalah dari wakil China, Li Fabin.
Andalan Negeri Tirai Bambu itu mejadi yang terbaik dengan total angkatan 313 kg. Kemudian di tempat ketiga, ada lifter Kazakhstan, Igor Son, dengan total angkatan 294 kg.
Sementara, total angkatan Eko mencapai 302 kg. Perinciannya, dari snatch 137 kg. Kemudian clean and jerk 165 kg.
Dengan demikian, ia mengulang prestasi lima tahun silam. Sepanjang keikutsertaannya di ajang ini, Eko selalu menyumbang medali untuk Indonesia.
Ia meraih perunggu ketika turun di kelas 58 kg pada Olimpiade Beijing 2008. Pada edisi 2012, lifter kelahiran Metro, Lampung, ini tampil pada kelas 62 kg dan medali perunggu.
Empat tahun berselang, kompetisi multicabang olahraga ini berlangsung di Rio de Janeiro, Brasil, dan Eko meraih perak di kelas 62 kg.
Pada event lain, sang jawara merupakan peraih emas Asian Games 2018 di Jakarta-Palembang, dan Kejuaraan Dunia 2018 di Ashgabat, Turkmenistan. Eko turut mengoleksi lima medali emas dan satu perak di SEA Games. Ini medali kedua atlet Indonesia di Tokyo. Semuanya dari cabor angkat besi.
Sebelumnya, Windy Cantika Aisah menorehkan prestasi mentereng di negeri matahari terbit. Lifter 19 tahun itu meraih medali perunggu. Ia mentas di Tokyo International Forum, Sabtu (24/7) siang WIB. Total angkatannya mencapai 194 kg.
Lifter China, Hou Zhihui, mendapatkan emas dengan total angkatan 210 kg. Medali Perak direbut oleh wakil India, Chanu Saikhom Mirabai, dengan total angkatan 202 kg.