REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Penerbangan langsung antara Israel dan Maroko resmi dibuka. Penerbangan pertama dilakukan tujuh bulan usai kedua negara menandatangani kesepakatan normalisasi hubungan.
Maskapai El Al dan Israir melakukan penerbangan pertama mereka ke Marrakesh, Ahad (17/6). Penerbangan ini dimeriahkan sebuah perayaan. Pada Desember tahun lalu Israel dan Maroko menandatangani kesepakatan menormalisasi hubungan kedua negara.
Uni Emirat Arab, Bahrai dan Sudan juga menandatangani kesepakatan serupa. Penerbangan pertama 22 Desember lalu lebih bersifat diplomatik.
Pesawat dari Israel membawa delegasi Amerika yang dipimpin Penasihat Senior Gedung Putih saat itu Jared Kushner. Penerbangan Ahad ini menjadi penerbangan komersial pertama.
Pesawat Israir berangkat pukul 08.15 waktu setempat. Pramugari dan pramugaranya memakai pakaian tradisional Maroko.
Di dalam pesawat penumpang disediakan makanan khas Maroko. Salah satu penumpangnya adalah pengusaha supermarkat Rami Levy.
Pesawat El Al yang lepas landas pada pukul 11.20 dihiasi bendera dan karpet Maroko. "Setelah kami mengalahkan virus corona, kami terus membangun infrastruktur dan menciptakan jangkar pariwisata yang akan mempromosikan pariwisata di Israel," kata Menteri Pariwisata Israel Yoel Razvozov, seperti dikutip The Jerusalem Post, Ahad (25/7).
"Maskapai Israel dan Maroko penting dan signifikan yang akan membantu mempromosikan pariwisata, perdagangan, dan kesepakatan kerja sama ekonomi dan politik antara kedua negara, semua itu akan memperkaya kas negara dan membantu membiayai hidup kami," katanya.
Penerbangan ke Bandara Menara di Marrakesh memakan waktu lima jam. Tarif tiketnya 500 dolar AS. Maskapai El Al dan Israir menawarkan tiga penerbangan per pekan.