REPUBLIKA.CO.ID,TASIKMALAYA -- Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat (Jabar) mulai mengantisipasi bencana alam banjir dan longsor yang berpotensi terjadi saat musim hujan. Sebab, saat ini hujan dengan intensitas tinggi mulai terjadi di sejumlanh wilayah Jabar.
Wakil Gubernur Jabar, Uu Ruzhanul Ulum mengatakan, sekarang sudah ada pergeseran dari kemarin musim, dari kemarau sekarang musim hujan. Dikhawatirkan, dari tingginya curahnya hujan mengakibatkan banjir, longsor serta pohon tumbang, angin kencang, atau bencana lainnya.
“Saya berharap masyarakat Jawa barat dalam perubahan iklim dan perubahan cuaca ini bukan hanya hati-hati, tetapi harus waspada, mengantisipasi terjadinya bencana," kata dia melalui keterangan resmi kepada Republika, Ahad (24/7).
Ia menjelaskan, bentuk antisipasi itu bisa dilakukan dengan gerakan membersikan selokan, kerja bakti, atau gerakan-gerakan yang lain untuk membersihkan dari tempat sampah. Menurut dia, gerakan itu dapat dipelopori oleh ketua rukun tetangga (RT) atau kepala desa setempat.
"Tokoh masyarakat lainnya termasuk, juga pemuda karang tarunanya, harus ada gerakan. Tapi tetap, tetap dalam melaksanakan gerakan itu," tambah dia.
Uu mengungkapkan, pemerintah memiliki keterbatasan dalam mengantisipasi bencana yang bisa sewaktu-waktu terjadu. Karena itu, partisipasi masyarakat dalam menghadapi banjir ini sangat dibutuhkan, termasuk kewaspadaan bagi mereka yang berada di titik-titik yang berpotensi terjadi bencana.
"Kami pun akan melaksanakan rapat koordinasi hari Senin dengan daerah 27 kabupaten/kota terkait antisipasi bencana ini," kata dia.