Ahad 25 Jul 2021 21:10 WIB

Pengunjuk Rasa Antivaksin Yunani Bentrok dengan Polisi

Saat ini, Yunani sudah mencatat 475 ribu lebih kasus infeksi

Rep: Lintar Satria/ Red: Ani Nursalikah
Pengunjuk Rasa Antivaksin Yunani Bentrok dengan Polisi. Seorang penghuni panti jompo menerima suntikan dengan dosis vaksin COVID-19, di sebuah panti jompo di pinggiran utara Athena, Yunani, 04 Januari 2021. Yunani mulai dengan vaksinasi populasi lansia pada 04 Januari.
Foto: EPA-EFE/LOUISA GOULIAMAKI
Pengunjuk Rasa Antivaksin Yunani Bentrok dengan Polisi. Seorang penghuni panti jompo menerima suntikan dengan dosis vaksin COVID-19, di sebuah panti jompo di pinggiran utara Athena, Yunani, 04 Januari 2021. Yunani mulai dengan vaksinasi populasi lansia pada 04 Januari.

REPUBLIKA.CO.ID, ATHENA -- Lebih dari 4.000 orang turun ke jalan di Ibu Kota Athena, Yunani. Protes menentang kebijakan wajib vaksin sudah memasuki hari ketiga.

Awalnya unjuk rasa berjalan dengan damai, tapi berubah menjadi kerusuhan setelah sekelompok pengunjuk rasa melempari polisi dengan bom molotov. Petugas keamanan pun meresponsnya dengan gas air mata dan water canon.

Baca Juga

Sabtu (24/7) kemarin warga masih turun ke jalan memprotes kebijakan pemerintah Yunani yang mewajibkan vaksin bagi petugas kesehatan dan perawat. Saat ini, Yunani sudah mencatat 475 ribu lebih kasus infeksi dan 12 ribu kasus kematian akibat virus corona.Sudah sekitar 45 persen dari total populasi yang menerima dua dosis vaksin.

Juga terjadi unjuk rasa dengan alasan yang sama di beberapa negara lain. Sekitar 160 ribu orang berunjuk rasa di seluruh Prancis untuk memprotes kebijakan yang hanya mengizinkan warga yang sudah menerima dua dosis vaksin yang dapat masuk ke restoran dan bar. Ribuan warga Australia juga turun ke jalan di Kota Sydney memprotes kebijakan karantina wilayah atau lockdown.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement