REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Jumlah kasus terkonfirmasi positif di Sulawesi Selatan (Sulsel) per 25 Juli 2021, tercatat bertambah 880 pasien baru, dengan akumulasi pasien sebanyak 77.248 kasus. Kota Makassar menjadi salah satu daerah zona merah yang memberikan kontribusi besar atas paparan Covid-19 sebanyak 372 kasus.
Setelah Makassar, Kabupaten Gowa menyusul dengan penambahan 67 kasus, Luwu Utara 55 kasus, Toraja 41 kasus, Bulukumba 34 kasus dan Toraja Utara 32 kasus. Selanjutnya, Kabupaten Pangkep 30 kasus, Takalar 27 kasus, Barru 26 kasus, Bone 21 kasus, Maros 15 kasus, Jeneponto 14 kasus, Pinrang 12 kasus.
Adapun, penambahan di Kabupaten Bantaeng, Sinjai dan Kota Palopo masing-masing 10 kasus. Di Kabupaten Luwu Timur, ditemukan sembilan kasus, Kota Pare-pare dan Kabupaten Soppeng delapan kasus, Kepulauan Selayar enam kasus, Luwu empat kasus, Wajo tiga kasus, Enrekang satu kasus, sedangkan Kabupaten Sidrap nihil.
Kendati terjadi penambahan pasien baru, angka kesembuhan pasien juga mengalami peningkatan mencapai 427 pasien, dari total pasien sembuh sebanyak 67.026 orang. Untuk pasien meninggal dunia bertambah tujuh orang dengan akumulasi 1.184 orang meninggal dunia disebabkan Covid-19, beserta penyakit penyertanya.
Untuk reproduksi number (Rt) berada di angka 1,11 menurun dari data per 18 Juni, sebesar 1,19. Menanggapi hal tersebut, Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Pomanto meminta maaf, walaupun telah bekerja secara maksimal dengan menurunkan tiga tim satgas melalui program Makassar Recovery, belum mampu menekan laju penularan Covid-19 secara signifikan.
Selain itu, status Kota Makassar kini menjadi zona merah, begitupun status bed occupancy rate (BOR) atau tingkat keterisian rumah sakit berada di level oranye. "Status keterisian rumah sakit (BOR) kita masih oranye. Dari lima kategori, ada satu yang merah," kata pria yang akrab disapa Danny Pomanto itu.
Begitu juga dengan temuan tim di lapangan menunjukkan hasil yang cukup baik, yakni masih didominasi kluster keluarga. Pemkot Makassar pun telah menyiapkan KM Umsini milik PT Pelni sebagai tempat isolasi mandiri. Kemungkinan besar pasien membludak bila sudah diaktifkan sejalan dengan pertambahan pasien baru berstatus tanpa gejala.