REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Studi terbaru mencoba mencari tahu mana yang lebih baik di antara pola makan diet tinggi serat dan diet kaya makanan fermentasi. Studi ini menunjukkan hasil yang cukup mengejutkan.
Tujuan utama dari studi yang dilakukan oleh peneliti Stanford University ini adalah menginvestigasi hubungan antara diet, bakteri usus, dan inflamasi sistemik. Ada 36 orang dewasa yang terlibat sebagai partisipan.
Selama 10 pekan, seluruh partisipan diminta mengikuti salah satu dari dua diet, yaitu diet tinggi serat atau diet kaya makanan fermentasi. Penentuan diet untuk masing-masing partisipan dilakukan secara acak.
Selama studi berlangsung, sampel darah dan feses partisipan diambil sebanyak tiga kali. Ketiga watu tersebut adalah sebelum, saat, dan setelah para partisipan menjalani diet tinggi serat atau kaya makanan fermentasi.