REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tahun ajaran baru 2021/2022 berjalan dua pekan, sejumlah sekolah mempersiapkan pembelajaran dengan memberdayakan sumber daya yang ada. Kepala Sekolah SD Negeri 93 Ambon, Ratna Rumatiga, mengatakan meskipun masih Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) daring pihaknya juga memfasilitasi siswa dengan guru kunjung satu pekan sekali.
"Kalau setiap hari itu Senin sampai Sabtu. Nah, Sabtu itu yang dikunjungi. Jadi ada komunikasi antara orang tua dengan pihak guru. Jadi sejauh mana anak-anak itu, hasil selama satu pekan itu kira-kira sampai dimana. Guru berhasil tidak, anak berhasil tidak," kata Ratna, dihubungi Republika, Senin (26/7).
Ia menilai, komunikasi dengan orang tua merupakan hal yang utama dalam pembelajaran di masa pandemi ini. Jika guru tidak pernah bertemu dengan siswa, menurutnya para guru akan mengalami kesulitan untuk mengetahui kondisi yang ada.
Wali kelas bertanggung jawab untuk melakukan kunjungan dan memeriksa kondisi pembelajaran siswa di rumah. Ratna mengatakan, sering kali ketika jadwal kunjungan tidak ada orang tua di rumah karena mereka bekerja. Hal inilah yang masih menjadi kendala karena guru tidak bisa berkomunikasi langsung.
Selain itu, sekolah juga menyiapkan modul untuk pembelajaran di masa pandemi ini. Para guru melakukan pertemuan untuk menentukan tema-tema apa saja yang dibutuhkan untuk pembelajaran.
"Itu kami pilih materi-materi esensial lalu dibuat. Kita buat modul dan dibagikan kepada siswa. Masing-masing kelas dengan materi itu kita buat," kata Ratna menjelaskan.
Menurutnya, modul khusus diperlukan agar pembelajaran tetap berjalan dengan baik. Pembelajaran di masa pandemi ini memang tidak bisa dilakukan secara biasa-biasa saja. Oleh karena itu, sekolah harus berinisiatif menyediakan jalan keluar bagi permasalahan yang dihadapi.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) sebelumnya memberi arahan agar sekolah tidak memberi pembelajaran yang berat selama masa pandemi. Materi-materi yang diberikan harus esensial dan tidak memberi tekanan kepada murid.
"Materi-materi tersulit dan esensial diberikan di pembelajaran tatap muka, kemudian materi-materi lain bisa dijadikan PR, bisa dikerjakan di rumah dan bisa dibuat jadi PJJ. Ini akan kita sampaikan kepada teman-teman guru agar di tahun ajaran baru nanti mematuhi SOP tentang beban belajar ini," kata Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah (Dirjen PAUD Dasmen) Jumeri.