Senin 26 Jul 2021 12:16 WIB

Pengusaha Kaya Lebanon Kembali Ditunjuk Jadi Perdana Menteri

Sebagian besar blok parlemen utama Lebanon sepakat untuk menunjuk Mikati.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Nur Aini
Najib Mikati
Foto: Worldnews
Najib Mikati

REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT -- Pengusaha kaya Lebanon dan mantan perdana menteri Najib Mikati siap ditunjuk sebagai perdana menteri baru pada Senin (26/7). Dia telah memenangkan dukungan mayoritas dari partai besar untuk membentuk pemerintahan baru di negara yang menghadapi krisis keuangan itu.

Sumber politik senior mengatakan sebagian besar blok parlemen utama negara itu sepakat untuk menunjuk Mikati. Tidak seperti banyak pemimpin Lebanon, dia tidak berasal dari salah satu dari banyak dinasti politik tetapi merupakan salah satu pengusaha paling sukses di negara itu.

Baca Juga

Hizbullah dan sekutunya, gerakan Amal Syiah yang dipimpin oleh ketua parlemen Nabih Berri, diperkirakan akan menunjuk Mikati. Presiden Michel Aoun diperkirakan akan menunjuk Mikati di kemudian hari setelah mengakhiri konsultasi dengan blok parlemen pada Senin.

Presiden diharuskan untuk mencalonkan calon dengan tingkat dukungan terbesar di antara anggota parlemen. Setelah ditetapkan, proses sulit untuk membentuk pemerintahan baru yang menjamin kesepakatan kelas politik Lebanon yang terpecah-pecah akan dimulai.

Kelompok mantan perdana menteri Sunni Lebanon mengatakan pada Ahad (25/7), bahwa mereka mendukung pemilihan Mikati. Sosok yang pernah memegang jabatan dua kali itu dinilai dapat mengakhiri kebuntuan politik Lebanon.

Beberapa pendukung Mikati adalah politisi veteran Saad al-Hariri. Al-Hariri meninggalkan jabatan perdana menteri untuk membentuk pemerintahan baru pada pekan lalu setelah hampir 10 bulan gagal menyepakati susunannya dengan Aoun.

Langkah Hariri menandai puncak dari konflik berbulan-bulan atas jabatan Kabinet antara dia dan Aoun. Aoun merupakan kepala negara Kristen Maronit yang bersekutu dengan kelompok Muslim Syiah yang didukung Iran, Hizbullah. Dalam sistem politik Lebanon, jabatan harus dipegang oleh seorang Muslim Sunni, sedangkan kepresidenan dipegang oleh seorang Kristen Maronit.

Lebanon telah dijalankan oleh administrasi sementara selama hampir satu tahun. Sementara, mata uangnya telah runtuh, pekerjaan telah menghilang dan bank telah membekukan rekening. Kejatuhan ekonomi adalah krisis terburuk Lebanon sejak perang saudara 1975-90. 

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement