Senin 26 Jul 2021 15:50 WIB

BNPB Jelaskan Keterisian Fasilitas Isolasi Terpusat

Fasilitas isolasi terpusat ini seperti RSDC Kemayoran, dan Rusun Nagrak.

Red: Ratna Puspita
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB) Letnan Jenderal (Letjen) TNI Ganip Warsito mengatakan tingkat keterisian fasilitas isolasi terpusat bagi pasien COVID-19 di sejumlah tempat masih sangat kosong. Fasilitas isolasi terpusat ini seperti Rumah Sakit Darurat COVID-19 (RSDC) Kemayoran, Rusun Nagrak, dan Rusun Pasar Rumput. (Foto: Letjen Ganip Warsito)
Foto: Dok Puspen TNI
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB) Letnan Jenderal (Letjen) TNI Ganip Warsito mengatakan tingkat keterisian fasilitas isolasi terpusat bagi pasien COVID-19 di sejumlah tempat masih sangat kosong. Fasilitas isolasi terpusat ini seperti Rumah Sakit Darurat COVID-19 (RSDC) Kemayoran, Rusun Nagrak, dan Rusun Pasar Rumput. (Foto: Letjen Ganip Warsito)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB) Letnan Jenderal (Letjen) TNI Ganip Warsito mengatakan tingkat keterisian fasilitas isolasi terpusat bagi pasien COVID-19 di sejumlah tempat masih sangat kosong. Fasilitas isolasi terpusat ini seperti Rumah Sakit Darurat COVID-19 (RSDC) Kemayoran, Rusun Nagrak, dan Rusun Pasar Rumput.

"Kondisi sekarang hunian kecil, di Rumah Sakit Darurat COVID-19 (RSDC) Kemayoran, Jakarta, hari ini tingkat keterisian tempat tidurnya sekitar 47 persen. Lalu di Rumah Susun Nagrak baru terisi 260 orang. Masih sangat kosong," kata Ganip Warsito dalam konferensi pers secara virtual yang dipantau dari aplikasi Zoom, Senin (26/7) siang.

Baca Juga

Situasi serupa juga terjadi di Rusun Pasar Rumput Jakarta Selatan. Dari total 6 ribu kapasitas tempat tidur perawatan, baru terisi 110 orang.

Ganip mengatakan tempat isolasi terpusat di tiga lokasi di Jakarta, yakni RSDC Kemayoran, Rusun Nagrak dan Rusun Pasar Rumput bisa menampung hingga 10 ribu pasien. "Situasi di Jabodetabek pun demikian. Bandung (Jawa Barat), Depok dan Tangerang, semua siap tampung masyarakat yang tanpa gejala dan gejala ringan," katanya.

Ganip mengatakan tingkat keterisian tempat tidur perawatan pasien di fasilitas isolasi terpusat di Solo baru terisi 400 tempat tidur dari total kapasitas 1.700 tempat tidur. Fasilitas serupa juga disiapkan di Yogyakarta dan Solo sebanyak 600 tempat tidur dengan memanfaatkan asrama Universitas Gadjah Mada (UGM) maupun fasilitas yang dimiliki Kementerian PUPR.

Ganip mengimbau masyarakat yang terpapar COVID-19 untuk tidak ragu memanfaatkan fasilitas isolasi terpusat gang dikelola oleh pemerintah daerah maupun Satgas Penanganan COVID-19 sampai dengan pemulihan selesai. "Tempat-tempat isolasi terpusat yang disiapkan oleh pemerintah daerah maupun pemerintah pusat itu sudah disiapkan tenaga medisnya, disiapkan obat-obatannya kemudian disiapkan kegiatan treatment yang bisa meningkatkan pemulihan kondisi kita dari terpapar menjadi negatif," katanya.

Apabila warga ingin menjalani perawatan di isolasi terpusat, kata Ganip, cukup membawa hasil rapid test antigen. "Kalau dulu kan wajib PCR, sekarang antigen sudah bisa dirujuk," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement