REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Final selancar ombak Olimpiade dijadwalkan ulang. Jadwal semula berlangsung Rabu (28/7), berubah menjadi Selasa (27/7) dengan mempertimbangkan keadaan ombak, sementara badai tropis mendekati Jepang.
Badai Tropis Nepartak akan menciptakan kondisi selancar ombak yang ideal pada Selasa di Tsurigasaki Beach, 100 kilometer timur Tokyo. Namun gelombang besar kemungkinan besar telah hilang pada Rabu, saat perebutan medali akan diadakan.
Penyelenggara dikutip dari AFP, Senin (26/7), mengumumkan bahwa perempat final, semifinal dan final dari kompetisi putra dan putri semuanya saat ini akan diadakan pada Selasa. Direktur teknis Asosiasi Selancar Internasional telah "menilai dampak keseluruhan dari perkiraan selancar pada hari terakhir kompetisi dan menyesuaikan jadwal yang sesuai," kata penyelenggara.
Perlombaan selancar ombak awalnya dijadwalkan akan diadakan selama empat hari, dengan tambahan empat hari sebagai cadangan jika kondisi cuaca mengharuskannya. Para peselancar mendapati ombak di Olimpiade lebih besar dari yang mereka duga.
"Begitu Anda mengatakan Tokyo 2020 pada bulan Agustus, semua orang mengatakan Anda akan berselancar di ombak setinggi lutut," kata peselancar Amerika Kolohe Andino, Senin. "Dan tentu saja, beberapa hari pertama ombaknya... ombak setinggi kepala. Lucu, begitulah selancar. Anda harus bersiap untuk segalanya."
Sementara itu, wakil Indonesia Rio Waida tersingkir dari Olimpiade Tokyo setelah kalah dari wakil tuan rumah Kanoa Igarashi. Rio mengaku kesulitan mendapatkan ombak karena angin kencang. Penyelenggara Olimpiade memilih untuk mengadakan acara di Tsurigasaki Beach ketimbang menggunakan kolam ombak buatan.