REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- DPD PDI Perjuangan Jawa Timur menginstruksikan kader menempuh jalur hukum terkait aksi-aksi vandalisme yang menyasar sejumlah baliho Ketua DPR RI Puan Maharani di sejumlah lokasi.
"Laporkan ke polisi. Kami mempercayakan penuh kepada aparat untuk menanganinya," ujar Ketua DPD PDI Perjuangan Jatim Kusnadi di Surabaya, Senin (26/7).
Vandalisme terhadap baliho Puan Maharani terjadi di sejumlah daerah di Jawa Timur, seperti di Blitar dan Surabaya. Kusnadi sangat menyesalkan kejadian itu, terlebih selain sebagai Ketua DPR RI, Puan Maharani tercatat sebagai Ketua DPP PDI Perjuangan.
"Kami sangat menyesalkan terjadinya aksi tangan-tangan tidak bertanggung jawab itu. Baliho-baliho Ibu Puan dicoret dengan cat, padahal pesan yang disampaikan sangat positif agar patuh terhadap protokol kesehatan," ujarnya.
PDI Perjuangan Jatim menduga ada pihak yang tidak senang dengan berbagai kerja-kerja kerakyatan partai dalam mengajak masyarakat optimistis menghadapi pandemi. "Karena mereka tidak berani menyerang aksi bagi sembako, operasional ambulans gratis, fasilitasi vaksinasi dan sebagainya, akhirnya mereka menyasar baliho kader partai yang mengampanyekan protokol kesehatan dan mengajak vaksinasi," kata Pak Kus, sapaan akrabnya.
Menurutnya, PDI Perjuangan telah berpengalaman menghadapi tekanan dan fitnah dari luar, karena seluruh kader dilandasi sikap kesabaran, keyakinan dan prinsip taat hukum. Tekanan dari luar, kata dia, justru membuat PDI Perjuangan semakin solid di bawah komando Ketua Umum Megawati Soekarnoputri.
Politikus senior yang juga Ketua DPRD Jatim tersebut menyampaikan di masa pandemi, partainya telah diinstruksikan sampai kekuatan akar rumput untuk aktif bekerja di tengah-tengah rakyat, membantu meringankan beban pemerintah serta masyarakat. "Komitmen kebangsaan dan kerakyatan dari PDI Perjuangan telah dirasakan langsung oleh rakyat. Kader-kader kami terus bekerja keras di masa pandemi Covid-19. Bahkan, di antara mereka tidak sedikit yang terpapar," imbuhnya.