REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Rektor Universitas Airlangga (Unair) M Nasih mengungkapkan, pengembangan Vaksin Merah Putih saat ini masih dalam tahap uji coba imunitas terhadap hewan makaka. Pengembangan Vaksin Merah Putih Unair terbilang lambat karena mengalami beberapa kendala. Utamanya terkait ketersediaan hewan makaka.
"Ya, masih di tahap itu karena mengalami beberapa kendala. Hewannya susah dicari dan dari 40 makaka yang ada, tidak banyak yang layak uji," ujar Nasih di Surabaya, Senin (26/7).
Nasih mengakui, dari 40 hewan makaka yang didatangkan, hanya ada lima ekor yang lolos dan layak uji. Padahal, proses pencarian makaka itu pun berlangsung lama. Bahkan, kata dia, untuk menunggu kedatangan makaka saja memakan waktu dalam hitungan bulan.
"Harus tunggu bukan hitungan minggu tapi bulan. Sistemnya begitu, masih tidak bisa cepat. Kalau ada kekurangan sesuatu, harus tunggu lama untuk memenuhan bahannya," ujar Nasih.
Nasih menjelaskan, uji coba terhadap makaka ini merupakan uji tantang vaksin terhadap virus dengan medium hewan. Di mana hewan makaka diimunisasi dengan vaksin dan ditunggu satu bulan untuk kemudian ditantangkan dengan virus mutasi terbaru. Jika hasilnya virus mampu dideaktivasi, maka uji hewan dinyatakan berhasil.
Meski prosesnya sempat terkendala, Nasih optimistis pada September 2021, Vaksin Merah Putih Unair bisa masuk uji klinis. "Masih ada waktu lah ini. Kalau setelah ini tidak ada kendala lagi, uji hewan berhasil, ya September itu Insya Allah sudah bisa masuk uji klinis tahap satu," kata Nasih.