Selasa 27 Jul 2021 07:11 WIB

Wapres: Isu Covid-19 Dijadikan Alat Distrust ke Pemerintah

Wapres mengajak segenap elemen bangsa bahu membahu tangani Covid-19

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Nashih Nashrullah
Wapres Maruf Amin mengajak segenap elemen bangsa bahu membahu tangani Covid-19
Foto: Dok KIP/Setwapres
Wapres Maruf Amin mengajak segenap elemen bangsa bahu membahu tangani Covid-19

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengatakan tantangan yang dihadapi Pemerintah di pandemi Covid-19, selain kesehatan, adalah tantangan ekonomi dan hantaman informasi yang begitu masif. 

Wapres mengatakan, derasnya arus informasi ini juga menyebabkan kesamaran antara informasi yang benar dan salah yang berpotensi menimbulkan perpecahan di masyarakat. 

Baca Juga

Bahkan, menurut Wapres, isu-isu kesehatan dan ekonomi ini dijadikan alat untuk membangun ketidakpercayaan masyarakat kepada Pemerintah. "Isu Covid, isu kesulitan ekonomi ini oleh pihak-pihak tertentu dijadikan upaya untuk men-distrust, memberikan ketidakpercayaan kepada pemerintah," ujar Wapres di acara Doa Keselamatan Bangsa dari Wabah yang diselenggarakan oleh Nahdlatul Ulama (NU), Senin (26/7) malam. 

Wapres pun berharap peran aktif seluruh lapisan masyarakat, termasuk para ulama, untuk menjaga keselamatan negara dan rakyat Indonesia dari bahaya isu-isu yang tidak bertanggung jawab tersebut. Menurutnya, ini merupakan bagian kewajiban para ulama.  

“Selain kita menjaga dan mengobati dari wabah yang bahayanya sudah kemana-mana, yang harus kita jaga adalah keselamatan negara secara lebih besar. Dari apa? Dari upaya-upaya orang yang menjadikan wabah ini, mengeksplorasi wabah Covid-19 ini dan juga kesulitan ekonomi dijadikan alat untuk membangun distrust terhadap pemerintah, membangun ketidakpercayaan," katanya. 

Kiai Ma'ruf menyampaikan menjaga negara dari upaya-upaya yang tidak bertanggung jawab termasuk ke dalam tanggung jawab keagamaan. Karena itu, Nahdlatul Ulama sebagai salah satu organisasi keagamaan terbesar di Indonesia wajib untuk menjalankan tanggung jawab ini.

“Melalui pertemuan ini kita ingin lebih besar lagi berperan dalam menjalankan misi ke NU-an kita dalam rangka mas’uliyah diniyah (tanggungjawab keagamaan) yang termasuk di dalamnya mas’uliyah wathaniyah (tanggung jawab kebangsaan) dan mas’uliyah diniyah,” kata Wapres.

Selain itu, Wapres pun menekankan selain melalui pendekatan secara lahiriyah, diperlukan juga upaya-upaya batiniyah melalui doa dalam menghadapi hantaman informasi ini. Sehingga, seluruh informasi yang diperoleh agar dipilah dengan baik atas pertolongan Allah SWT. 

Dalam kesempatan itu, Wapres pun menyampaikan apresiasinya atas kontribusi yang telah diberikan NU bersama-sama pemerintah dalam menanggulangi pandemi Covid-19 beserta dampaknya. Dia mengingatkan, penanganan pandemi Covid-19 bukan hanya tanggung jawab Pemerintah, melainkan juga tanggung jawab kebangsaan dan kenegaraan. 

"Karena itu, menanggulangi Covid-19 itu suatu kewajiban karena bagian tanggung jawab kebangsaan, tanggung jawab kebangsaan adalah juga bagian tanggung jawab ke NUan. itu identik karena hubbul wathan minal iman, ini merupakan kewajiban tanggung jawab NU secara otomatis," ujar Wapres. 

Sebelumnya, Sekretaris Jenderal PBNU Helmy Faishal Zaini melaporkan, acara Shalawat Nariyah dan Tahlil untuk Keselamatan Bangsa dari Wabah ini diselenggarakan sebagai upaya batiniyah untuk memohon pertolongan Allah SWT atas musibah pandemi yang melanda Indonesia dan dunia. 

Di sisi lain, dia juga memaparkan upaya-upaya fisik yang telah dilakukan NU dalam mendukung pemerintah menanggulangi Covid-19 di antaranya dengan berperan aktif dalam penyaluran dan pemberian vaksinasi kepada masyarakat melalui Satuan Tugas (Satgas) NU.

“Mudah-mudahan dengan ikhtiar dan doa ini Allah segera mengangkat wabah ini dan kita akan segera hidup dalam kehidupan yang normal,” tutur Helmy.  

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement