REPUBLIKA.CO.ID,LONDON -- Siapa pun yang menonton sepak bola di tahun 1990-an dan 2000-an akan akrab dengan Roberto Carlos. Tubuh yang padat dan berotot, kepala yang dicukur plontos, senyum yang siap sedia, dan paha kolosal yang menyerupai pangkal kayu merah raksasa.
Bagaimanapun, dia adalah salah satu bek kiri terbaik sepanjang masa dan memiliki banyak trofi. Diantaranya adalah medali Piala Dunia, dua Copa America, empat gelar La Liga, dan penghargaan individu yang tak terhitung jumlahnya. Dia juga mencetak tendangan bebas terbaik sepanjang masa.
Muncul di Zoom dari liburannya di Portugal. Di sini, ia membagikan pemikirannya tentang segala hal mulai dari tendangan bebas hingga legenda Euro 2020 yang sedang berkembang, Luke “Shawberto Carlos”.
Untuk Euro 2020 Carlos menyebut Inggris tampil apik dan salah satu pemainnya Luke Shaw diklaim pemain terbaik ajang bergengsi di Benua buru tersebut.
"Saya menyaksikan seluruh Euro 2020 dan tim Inggris bermain sangat baik. Kalah adalah bagian dari permainan, bagian dari sepak bola, dan saya sangat berharap mereka bisa tampil bagus di Piala Dunia. Jika mereka dapat mempertahankan standar ini, mereka layak untuk memenangkan trofi," ujarnya, dikutip pada Selasa (27/7).
Ketika disinggung mengenai Luke "Shawberto" yang merujuk pada bek kiri Inggris, Luke Shaw, legenda Brazil ini hanya tertawa. "Dia (Luke Shaw)adalah pemain terbaik di turnamen tersebut. Dia harus mempertahankannya; dia harus terus bermain seperti itu. Itu penting."
Sedangkan ketika ditanya siapa pemain yang paling ditunggu untuk disaksikan pada Piala Dunia 2022 Qatar. "Saya pikir itu akan menjadi pemain yang sama seperti biasanya. Kylian Mbappe, Nicolo Barella, Gianluigi Donnarumma, Cristiano Ronaldo, Messi dan, tentu saja, Neymar."
Selama berkarier di sepak bola, Roberto Carlos juga menyebut Piala Dunia 2002 adalah momen paling tak dilupakan.
"Dari sesi latihan pertama saya pada usia 13 tahun hingga akhir karier saya, saya tidak memiliki waktu yang tepat. Seluruh karier saya luar biasa. Jelas, ada 2002 (kemenangan Piala Dunia kelima Brasil), tetapi saya tidak benar-benar berpikir bahwa ada satu momen menonjol.
Ikuti Whatsapp Channel Republika