REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Kiper Chelsea Kepa Arrizabalaga meminta maaf kepada mantan pelatihnya Maurizio Sarri saat final Piala Carabo 2019 melawan Manchester City. Ketika itu ia menolak diganti saat perpanjang waktu. Sarri khawatir Kepa mengalami kram dan memintanya diganti dengan Willy Caballero yang dipersiapkan untuk adu penalti.
Namun Kepa mengabaikan panggilan Sarri untuk diganti dan tetap berada di lapangan. Ia menyelematkan satu tendangan penalti dalam kekalahan 4-3 di babak drama adu penalti.
Kepada The Players’ Tribune ia mengeklaim kejadikan tersebut sebagai sebuah kesalahpahaman besar dengan Sarri. Menurutnya saat itu bukan tak ingin berjuang memenangkan laga namun berusaha membuang-buang waktu membantu tim mendapatkan penalti.
"Saya mencoba memberi sinyal bahwa saya baik-baik saja, bahwa saya tidak cedera. Tapi kami berada di Wembley di depan lebih dari 80 ribu orang, jadi tentu saja Sarri tidak mengerti saya," jelas Kepa, dilansir dari Sky Sports, Selasa (27/7).
Ketika wasit di pinggir lapangan mengangkat papan pengganti, ia mengakuinya seharusnya keluar. Namun ia menyesal ia tak melakukannya saat itu.
"Saya salah, dan saya minta maaf untuk semua orang yang terlibat, untuk Maurizio Sarri, yang sepertinya saya hina di depan umum, untuk Willy (Caballero), rekan setim dan profesional yang hebat, dan untuk semua rekan tim saya dan penggemar Chelsea. yang harus tahan dengan segalanya - semua kebisingan yang dihasilkan selama pertandingan dan kemudian di hari-hari setelahnya,” ucapnya.
Kepa mengaku dirinya dan Sarri segera melupakan kejadian tersebut dan hubungannya sangat baik. Tetapi ia mengakui mendapatkan tekanan luar biasa di luar ruang ganti. Dan itu berlangsung hingga empat hari kemudian setelah kejadian. Ia mengatakan peristiwa tersebut akan mengira dirinya tak menghormati Sarri.
"Saya merasa disalahpahami, karena tidak pernah ada niat saya untuk menghina pelatih. Saya hanya mencoba mengatakan kepadanya bahwa saya mencoba menjelaskan ini kepada pers, tetapi saya tidak bisa,” tuturnya.