Selasa 27 Jul 2021 11:13 WIB

Ilmuwan Temukan Komet Terbesar, Lebarnya 200 Kilometer

Komet akan melakukan pendekatan terdekatnya dengan matahari pada tahun 2031.

Rep: Haura Hafizhah/ Red: Dwi Murdaningsih
Komet (ilustrasi)
Foto:

Bernardinelli dan Bernstein menggunakan algoritma di National Center for Supercomputing Applications di University of Illinois di Urbana-Champaign untuk mengidentifikasi objek trans-Neptunus.  Selama pekerjaan mereka, para astronom melacak 32 deteksi ke satu objek.

Komet adalah peninggalan es yang dikeluarkan dari tata surya ketika planet-planet raksasa terbentuk dan bermigrasi ke konfigurasi mereka saat ini.  Saat komet mendekati matahari selama orbitnya, esnya menguap, menciptakan pemandangan yang menarik.

Gambar objek yang diambil antara 2014 dan 2018 tidak menunjukkan ekor komet.  Namun dalam tiga tahun terakhir, objek tersebut menumbuhkan ekor, yang secara resmi menjadikannya Komet Bernardinelli-Bernstein. Pengamatan yang dilakukan menggunakan jaringan teleskop Las Cumbres Observatory di seluruh dunia membantu mengkonfirmasi status komet aktif.

Perjalanan komet dimulai lebih dari 3,7 triliun mil (6 triliun kilometer) dari matahari atau 40.000 unit astronomi. Jarak antara bumi dan matahari adalah satu satuan astronomi.  Sebagai referensi, Pluto berjarak 39 unit astronomi dari matahari.

Komet itu berasal dari objek Awan Oort, sekelompok objek es yang terisolasi yang lebih jauh dari apa pun di tata surya kita.  Para ilmuwan percaya dari sinilah komet berasal, tetapi ilmuwan tidak pernah benar-benar mengamati objek di dalam Awan Oort.

Awan Oort terletak antara 2.000 dan 100.000 unit astronomi dari matahari. Pesawat ruang angkasa NASA seperti Voyager 1 dan 2, serta New Horizons akan mencapai Awan Oort. Tetapi pada saat mereka melakukannya, sumber daya mereka akan mati.

Komet Bernardinelli-Bernstein saat ini berjarak sekitar 1,8 miliar mil (3 miliar kilometer) kira-kira jarak Uranus dari matahari dan pada titik terdekatnya pada tahun 2031, jaraknya hanya sedikit lebih jauh dari jarak Saturnus ke matahari.

 

Kesempatan yang tidak biasa untuk mempelajari komet ini akan memberikan kesempatan kepada para astronom untuk lebih memahami asal usul dan komposisi komet.  Ini mungkin hanya salah satu dari banyak komet raksasa yang berasal dari Awan Oort.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement